Pada 1975, Hawking mengemukakan teori bahwa beberapa partikel sebenarnya dapat meloloskan diri dari tarikan gravitasi lubang hitam, sebuah fenomena yang bertentangan dengan teori relativitas Einstein yang menyatakan lubang hitam hanya bisa bertambah besar dan tak mungkin menghilang.
Melalui perhitungan Hawking, diketahui bahwa di tepi lubang hitam terjadi fenomena aneh: sepasang partikel terbentuk dalam kekacauan energi.
Baca Juga:
Peramal India yang Prediksi Kiamat 29 Juni 2024, Inilah Sosok Kushal Kumar
Sebelum bergabung, satu partikel masuk ke lubang hitam sementara pasangannya terlempar keluar, menghasilkan radiasi yang kini dikenal sebagai radiasi Hawking.
Fenomena ini menunjukkan lubang hitam tidak permanen dan sebenarnya bisa meluruh secara perlahan.
Peneliti dari Universitas Radboud, Belanda, dalam studi mereka tahun 2023, mengeksplorasi lebih dalam mengenai penguapan lubang hitam dan bagaimana hal ini memengaruhi objek langit lain seperti bintang katai putih dan bintang neutron.
Baca Juga:
Isra Mi'raj dari Sudut Pandang Fisika, Ini Kata Ahli
Tim ini menerima banyak pertanyaan dari berbagai penjuru dunia mengenai dampak radiasi Hawking pada evolusi alam semesta.
Salah satu temuan penting adalah dampak radiasi Hawking pada bintang katai putih, yang dikenal sebagai objek paling awet di jagat raya.
Studi sebelumnya tanpa memasukkan radiasi Hawking memperkirakan umur bintang katai putih bisa mencapai 10¹¹⁰⁰ tahun, setara dengan estimasi lama masa hidup alam semesta.