Namun, perhitungan baru yang mempertimbangkan radiasi Hawking memperkirakan masa hidup bintang katai putih hanya sekitar 10⁷⁸ tahun, jauh lebih pendek.
Heino Falcke, penulis utama studi, menyatakan, “Walaupun perkiraan ini jauh lebih pendek dibanding sebelumnya, 10⁷⁸ tahun tetaplah rentang waktu yang luar biasa lama, jauh melampaui skala hidup manusia atau peradaban apa pun.”
Baca Juga:
Peramal India yang Prediksi Kiamat 29 Juni 2024, Inilah Sosok Kushal Kumar
Radiasi Hawking juga memengaruhi benda langit lain seperti bintang neutron dan lubang hitam itu sendiri. Menurut penelitian, keduanya akan meluruh dalam rentang waktu sekitar 10⁶⁷ tahun.
Meski lubang hitam memiliki medan gravitasi yang sangat kuat, mereka justru menyerap kembali sebagian radiasi yang mereka pancarkan sehingga memperlambat proses peluruhannya.
Michael Wondrak, rekan penulis studi, menjelaskan, “Lubang hitam tidak memiliki permukaan seperti bintang, dan ini memungkinkan mereka memantulkan kembali radiasi Hawking, memperlambat penguapan mereka.”
Baca Juga:
Isra Mi'raj dari Sudut Pandang Fisika, Ini Kata Ahli
Yang tak kalah menarik, tim peneliti juga menghitung berapa lama manusia akan “menghilang” akibat peluruhan radiasi Hawking.
Karena manusia memiliki massa dan tarikan gravitasi yang sangat kecil, maka tanpa faktor eksternal seperti kematian biologis atau perubahan kosmik besar, manusia secara teori baru akan kehilangan seluruh partikel penyusunnya sekitar 10⁹⁰ tahun ke depan.
“Dalam hal ini, manusia secara mengejutkan ‘mengalahkan’ alam semesta,” ujar Falcke dengan nada bercanda.