WahanaNews.co | Bibit Siklon Tropis 93S kini melemah. Informasi terbaru, Selasa (24/1) pukul 00 UTC atau 07.00 WIB, bibit siklon tersebut sudah bergerak menjauhi Indonesia.
Siklon tropis adalah badai dengan kekuatan yang besar dengan radius rata-rata 150-200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5°C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Sementara itu, siklon tropis 93s merupkan jenis yang terjadi dalam periode tertentu. Periode siklon tropis bisa berlangsung rata-rata sekitar 3-18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau hilang ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
"Posisi siklon tropis 93s saat ini di sekitar 10LS-128BT, kecepatan angin maksimum sekitar 10 knot tekanan 1005 hPa. Arah gerak dalam 24 jam ini cenderung ke Barat, dan dalam 48-72 jam ke depan cenderung ke Selatan, menjauhi wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, melansir kumparan, Rabu (25/1).
BMKG dalam situsnya menjelaskan, siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
BMKG selalu monitor dan terus bekerja sama dengan TC Monitoring center lainya, dalam hal ini Badan Meteorologi
Bibit ini memberikan dampak tidak langsung ke wilayah Indonesia adanya hujan ringan hingga lebat.
Namun, karena jaraknya sudah keluar wilayah Indonesia, sehingga dampak tidak langsung sudah melemah bahkan hampir hilang.
"Posisinya (10LS 128BT) lebih mendekati Australia, maka dampak tidak langsungnya lebih terasa di Australia," jelas Guswanto.
Sebelumnya BMKG merilis pada Senin 23 Januari, Bibit Siklon Tropis 93S terpantau di Laut Arafuru bagian selatan dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan udara minimum sebesar 3003,5 mb bergerak ke arah barat daya. Diprediksi bisa menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori rendah.
Bibit siklon tersebut berdampak pada hujan sedang hingga lebat di Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua bagian selatan. Selain itu juga berpotensi menyebabkan gelombang laut tinggi 1,25-2,5 meter di Laut Arafuru timur, Perairan Kepulauan Aru, Kaimana dan Perairan Amamapare-Agats bagian barat. [eta]