WahanaNews.co | Belakangan cuaca panas mendidih melanda beberapa wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa ini menjadi suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Penyebabnya karena suhu panas yang terjadi sekarang merupakan fenomena akibat adanya gerak semu matahari.
Baca Juga:
Siklon Errol Muncul dari Laut, Cuaca Ekstrem Mengintai NTT hingga 19 April
Potensi suhu udara panas seperti itu dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Siklus tahunan tersebut berdampak pada wilayah Jawa, di mana temperatur sedikit naik pada bulan April dan Mei, lalu suhu kembali memuncak di bulan Oktober. Pada bulan selain itu, temperatur akan menurun.
"Menurun tapi tentunya tidak seperti di wilayah lain seperti di Eropa dan Amerika yang mencapai 20-an derajat [Celcius]," ujar Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, melansir dari program Profit di CNBC Indonesia, dikutip Minggu (7/5/2023).
Baca Juga:
BMKG: Kemarau 2025 Diprediksi Singkat, Petani Bisa Untung tapi Juga Terancam
Seperti yang diketahui, lanjut Sena, bahwa Indonesia merupakan negara tropis dan temperatur itu akan berada di sekitar 30-an derajat Celcius, relatif konstan.
Sena menyarankan masyarakat menyesuaikan aktivitas di luar termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari seperti payung, topi, atau tabir surya.
Ia meminta warga RI waspada bersama bahwa karena saat ini Indonesia tengah beralih dari musim hujan ke musim kemarau. Pada 2023, Indonesia akan mengalami musim kemarau yang cukup panjang.