Posisi Matahari ini relatif terhadap ekuator langit atau perpanjangan khatulistiwa Bumi pada bola langit.
Ada dua jenis fenomena Sosltis, yang mana peristiwa astronomis ini terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni dan Desember.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
Penyebab terjadinya fenomena Solstis
Andi menjelaskan bahwa fenomena Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau sumbu kutub utara-selatan ekliptika.
Pada saat Bumi berotasi maka sekaligus mengorbit Matahari sehingga terkadang Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara akan condong ke Matahari.
Baca Juga:
Mengungkap Rahasia Alam: Gempa Bumi Ternyata Kunci Pembentukan Bongkahan Emas
Sementara di Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan cenderung akan menjauhi Matahari.
Ini adalah kondisi saat fenomena Solstis berada pada bulan Juni, atau disebut juga dengan Solstis Juni atau Summer Solstice.
Sebaliknya, saat Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara menjauhi Matahari dan Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari, kondisi ini adalah Solstis Desember atau Winter Solstice.