Proyek pembuatan F-35 memang membutuhkan biaya yang luar biasa besar setelah dihentikannya proyek F-22 Raptor.
Salah satu alasan dihentikannya proyek F-22 Raptor adalah terlalu mahal dan dinilai tidak ada gunanya lagi setelah perang dingin usai di tahun 1991.
Baca Juga:
OPM Ungkap Syarat Pembebasan Pilot Susi Air, Tidak Menyerang Pakai Bom
Titik awal dari berakhirnya persaingan “ügal-ugalan” perlombaan persenjataan antara NATO dengan Pakta Warsawa.
Proyek besar F-35 yang juga sangat mahal dinilai tetap diperlukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya karena dikembangkan dengan tiga varian sekaligus.
Di samping diproduksi sebagai pesawat terbang yang memiliki performa take off landing biasa, dibuat pula varian take off landing vertical dan dalam versi untuk take off landing di kapal induk.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Disain pesawat F-35 khusus dibuat untuk menjadi sebuah pesawat yang tidak dapat dideteksi radar pertahanan udara musuh.
Itu sebab maka badan pesawat walau terlihat besar akan tetapi bentuk aerodinamiknya sangat streamline alias ramping. Bentuk khusus dari disain pesawat yang dibuat untuk sulit terdeteksi radar hanud (pertahanan udara).
Berbeda dengan pesawat tempur sebelumnya yang terlihat jelas persenjataan yang dibawanya, maka di pesawat F-35 seluruh persenjataan tertutup rapi, terbungkus dalam badan pesawat.