Walau demikian, masih banyak pro dan kontra mengenai sosok Yesus Kristus. Sebuah survei 2015 yang dilakukan oleh Gereja Inggris, misalnya, menemukan 22 persen orang dewasa di Inggris tidak mempercayai bahwa Yesus adalah sosok nyata.
Melansir CNN Indonesia, para arkeolog pun bertahun-tahun menggali bukti keberadaan Yesus. Masalahnya, tidak ada bukti fisik atau arkeologis yang pasti tentang keberadaan Yesus.
Baca Juga:
Peringatan Kenaikan Isa Al Masih, Polres Subulussalam Laksanakan Pengamanan Gereja
"Tidak ada yang konklusif, dan saya juga tidak berharap akan ada," aku Lawrence Mykytiuk, profesor ilmu perpustakaan di Purdue University dan penulis artikel Biblical Archaeology, melansir The History.
Bart D. Ehrman, profesor studi agama dari Universitas North Carolina, mengungkap sampai saat ini tidak ada catatan arkeologi untuk hampir semua orang yang hidup pada masa Yesus berada.
Namun, kurangnya bukti tidak berarti bahwa sosok Yesus tidak pernah ada.
Baca Juga:
Keppres Perubahan Nomenklatur Isa Almasih Resmi Jadi Yesus Kristus Diteken Jokowi
"Kurangnya bukti tidak berarti seseorang pada saat itu tidak ada. Itu berarti bahwa dia, seperti 99,99 persen orang lain di dunia pada saat itu, tidak memberikan dampak pada catatan arkeologi," jelas Ehrman.
Catatan paling rinci tentang kehidupan dan kematian Yesus berasal dari empat Injil dan tulisan-tulisan Perjanjian Baru lainnya.
"Semua buku-buku ini ditulis oleh orang Kristen dan jelas-jelas memiliki bias dalam apa yang mereka laporkan, dan harus dievaluasi dengan sangat kritis untuk mendapatkan informasi yang bisa diandalkan secara historis," tutur Ehrman.