"Namun, klaim utama mereka tentang Yesus sebagai tokoh sejarah--seorang Yahudi, dengan pengikut, yang dieksekusi atas perintah gubernur Romawi di Yudea, Pontius Pilatus, pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius--didukung oleh sumber-sumber yang muncul belakangan dengan bias yang sama sekali berbeda."
Dalam beberapa dekade setelah masa hidupnya, Yesus disebut-sebut oleh sejarawan Yahudi dan Romawi dalam ayat-ayat yang menguatkan bagian-bagian Perjanjian Baru yang menggambarkan kehidupan dan kematian Yesus.
Baca Juga:
Peringatan Kenaikan Isa Al Masih, Polres Subulussalam Laksanakan Pengamanan Gereja
Sejarawan Flavius Yosefus menulis salah satu catatan non-Alkitab yang paling awal tentang Yesus. Ehrman mengatakan Flavius merupakan sejarawan Yahudi abad pertama.
Ia mengungkap Yosefus sejauh ini merupakan sumber informasi terbaik tentang Palestina abad pertama dan dua kali menyebut Yesus dalam Jewish Antiquities, buku besar sejarah bangsa Yahudi sebanyak 20 jilid yang ditulis sekitar tahun 93 Masehi.
Tentang Yosefus
Baca Juga:
Keppres Perubahan Nomenklatur Isa Almasih Resmi Jadi Yesus Kristus Diteken Jokowi
Yosefus diperkirakan lahir beberapa tahun setelah penyaliban Yesus sekitar tahun 37 M.
Ia adalah seorang bangsawan dan pemimpin militer, serta memiliki koneksi yang baik di Palestina yang menjabat sebagai komandan di Galilea pada masa Pemberontakan Yahudi pertama melawan Roma antara tahun 66 dan 70 M.
Meski Yosefus bukan pengikut Yesus, Mykytiuk mengatakan, "dia ada di sana saat gereja mulai berdiri, sehingga dia mengenal orang-orang yang pernah melihat dan mendengar tentang Yesus."