"Hampir semua yang dikatakannya sama persis - dari sudut pandang yang sama sekali berbeda, dari seorang penulis Romawi yang meremehkan orang Kristen dan takhayul mereka - dengan apa yang dikatakan oleh Perjanjian Baru itu sendiri," ujar dia.
Bahwa, katanya, "Yesus dieksekusi oleh gubernur Yudea, Pontius Pilatus, atas kejahatan terhadap negara, dan sebuah gerakan religius dari para pengikutnya bermunculan setelah kematiannya."
Baca Juga:
Peringatan Kenaikan Isa Al Masih, Polres Subulussalam Laksanakan Pengamanan Gereja
Myktiuk mengatakan Tacitus, jika menganggap informasi itu tidak sepenuhnya dapat diandalkan, biasanya menulis beberapa indikasi tentang hal itu untuk para pembacanya. Namun, dia menjamin nilai historis dari bagian tersebut.
"Tidak ada indikasi potensi kesalahan seperti itu dalam bagian yang menyebutkan Christus," ujarnya.
Tak lama sebelum Tacitus menulis catatannya tentang Yesus, gubernur Romawi Pliny the Younger menulis kepada Kaisar Trajan bahwa orang-orang Kristen mula-mula "menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Kristus seperti kepada dewa."
Baca Juga:
Keppres Perubahan Nomenklatur Isa Almasih Resmi Jadi Yesus Kristus Diteken Jokowi
Beberapa ahli juga percaya bahwa sejarawan Romawi, Suetonius, merujuk kepada Yesus dengan mencatat bahwa Kaisar Claudius telah mengusir orang-orang Yahudi dari Roma yang "terus menerus membuat kekacauan atas hasutan Chrestus."
Ehrman mengatakan bahwa kumpulan cuplikan dari sumber-sumber non-Kristen ini mungkin tidak memberikan banyak informasi tentang kehidupan Yesus.
"Tetapi berguna untuk menyadari bahwa Yesus dikenal oleh para sejarawan yang memiliki alasan untuk mencari tahu tentang hal tersebut. Tidak ada yang mengira bahwa dia hanya rekaan."