Agus menjelaskan, jika memakai Teori Relativitas Khusus, Rasulullah Muhammad SAW belum keluar dari sistem Tata Surya.
"Kita asumsikan kejadian mulai ba'da (selepas) salat Isya atau jam 20.00 sampai jam 4.00 pagi menjelang Subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam. Karena perjalanannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam," katanya.
Baca Juga:
Kemlu RI Beberkan Proses Evakuasi WNI di Palestina Akan Melalui Sejumlah Rute
Lantaran menggunakan Buraq, Agus menilai Rasulullah melaju dengan kecepatan cahaya. Alhasil, dalam satu jam, Agus menyebut Rasulullah bisa menempuh jarak sampai 4.320.000.000 km.
Jarak tersebut lebih pendek daripada jarak Neptunus yang merupakan planet terluar dengan Bumi.
"Neptunus itu diketahui jaraknya 4.335.000.000 km. jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam, artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus. Ternyata belum sampai keluar dari Tata Surya kita," urai dia.
Baca Juga:
AS Bakal kirim Beberapa Kapal Perang dan Pesawat Tempur di Dekat Wilayah Israel
Agus pun menyebut Isra Mi'raj bisa menggunakan Teori Relativitas Umum.
Teori yang dicetuskan Einstein 10 tahun setelah Teori Relativitas Khusus itu intinya menyebut objek yang dalam kondisi inersia bisa saling mempercepat terhadap acuan yang lain. Gravitasi jadi fokusnya karena bisa melengkungkan ruang-waktu.
Ia menilai teori tersebut mengisyaratkan "adanya ruang dan dimensi tinggi, imaterial atau gaib, di sekitar manusia."