Melansir dari CNN Indonesia, Minggu (11/2/2024) perjalanan ini masih menjadi pertanyaan dalam konteks fisika. Sains sejauh ini masih mengacu pada cahaya sebagai entitas dengan kecepatan tertinggi, yakni 299.792,458 km per detik (sering dibulatkan jadi 300 ribu km per detik atau 3x10 pangkat 8 meter per detik).
Cahaya terdiri dari foton yang tak bermassa yang membuatnya tak butuh energi untuk melaju. Tak ada materi yang riil, di luar teori-teori, yang bisa melampaui kecepatannya.
Baca Juga:
Kemlu RI Beberkan Proses Evakuasi WNI di Palestina Akan Melalui Sejumlah Rute
Fisikawan Albert Einstein, lewat teori relativitas umum dan khusus, menyebut makin mendekati kecepatan cahaya, materi akan membutuhkan energi teramat besar dengan waktu yang makin melambat.
Bagaimana Rasulullah SAW, Jibril, dan Buroq melampauinya?
Guru Besar Teori Fisika Institut Tekonologi Surabaya (ITS) Agus Purwanto, melansir situs Muhammadiyah, mengatakan peristiwa Isra Mi'raj tidak bisa dijelaskan dari sisi Teori Relativitas Khusus Einstein.
Baca Juga:
AS Bakal kirim Beberapa Kapal Perang dan Pesawat Tempur di Dekat Wilayah Israel
"Cahaya ini diketahui oleh ilmuwan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya itu 300.000 km per detik. Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi Bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi Bumi sekitar 6 sampai 7 kali," tuturnya.
Dua postulat utama teori ini adalah bahwa, pertama, kecepatan cahaya di ruang hampa bergerak ke semua arah sama besarnya untuk semua pengamat, tidak bergantung kepada gerakan sumber cahaya atau pengamat itu.
Kedua, semua Hukum Fisika bisa dinyatakan dengan bentuk persamaan yang bentuknya sama pada semua kerangka acuan inersia atau kelembaman (kondisi objek menolak perubahan terhadap kondisi geraknya).