"Dengan undang-undang sensor militer yang ketat, tentara selalu mempunyai keputusan akhir mengenai apa yang akan dipublikasikan dan apa yang tidak," katanya.
"Apa yang kami lihat di sini hanyalah sebagian kecil dari kampanye manipulasi online yang belum pernah kami lihat sebelumnya."
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Akun-akun tentara Israel tersebut memposting dan memperkuat rekaman dan gambar kehancuran di Gaza dengan tagar Ibrani "Gaza Regrets."
Usinya adalah bualan tentang kekuatan militer Israel dalam upaya untuk melawan gambar-gambar viral yang menunjukkan tembakan roket Palestina yang membombardir Tel Aviv.
Akun-akun ini menargetkan warga sayap kanan Israel, sambil menandai pembawa acara TV konservatif dan politisi populer seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, dan mengunggahnya ke kelompok pendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Tujuannya adalah menyebarkan pesan tersebut kepada khalayak yang bersimpati.
Postingan populer dengan tagar #Gaza Regrets mengundang komentar-komentar permusuhan dari warga Israel, seperti "Kenapa gedung-gedung masih berdiri di Gaza?"
"Ini menunjukkan kerangka berpikir tentara yang ingin meyakinkan generasi muda dan membuat mereka bersemangat untuk berperang," kata Kol.