Dilansir dari situs Natural Resources Canada, pengulangan bervariasi dari zona subduksi ke zona subduksi.
Misalnya, di zona subduksi Cascadia di Amerika Utara, 13 peristiwa megathrust telah diidentifikasi dalam 6000 tahun terakhir, rata-rata setiap 500 hingga 600 tahun.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
Namun, itu tidak terjadi secara teratur. Beberapa di antaranya Terjadi 200 tahun dan beberapa lainnya sejauh 800 tahun.
Sedangkan untuk megathrust selatan Jawa, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari memprediksikan pengulangan dapat terjadi setiap 400 tahun.
Prediksi tersebut dihasilkan lewat penelitian dengan menggunakan metode GPS bersama sejumlah ahli kegempaan dari berbagai lembaga. Menurut catatan, gempa megathrust terjadi terakhir kali di selatan Jawa pada 1818.
Baca Juga:
Pemko Gunungsitoli Keluarkan Surat Edaran Waspada Ancaman Gempa Megathrust
Gempa megathrust ini juga berpotensi menghadirkan tsunami setinggi 34 meter. Hal itu terungkap dalam penelitian bersama sejumlah ahli kegempaan, seperti Pepen Supendi, Dwikorita Karnawati, Tatok Yatimantoro, Daryono dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahma Hanifa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sri Widiyantoro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Nicholas Rawlinson dari Department of Earth Sciences-University of Cambridge. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.