Intensitas meteor Geminid akan terus meningkat secara perlahan menuju puncaknya pada tanggal 15 Desember, setelah itu jumlahnya akan mengalami penurunan yang cepat pada malam-malam berikutnya.
Meteor Geminid cenderung memiliki kecerahan yang mencolok, warna yang pekat, dan gerakan yang lebih lambat dibandingkan dengan meteor pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh partikel-partikel seukuran pasir yang dilepaskan oleh asteroid yang dikenal sebagai 3200 Phaethon.
Baca Juga:
Bumi Deteksi Sinyal Misterius dari Jarak 16.000 Tahun Cahaya, Siapa Pelakunya?
Pertunjukan Geminid akan terlihat sejak waktu senja, dengan tingkat frekuensi mencapai 108,5 hingga 134 meteor per jam, seperti yang diinformasikan oleh BRIN. Hal yang menarik, hujan meteor tahun ini tidak akan terganggu oleh cahaya Bulan.
17 Desember: Bulan sabit merapat ke Saturnus
Bulan sabit yang cantik dengan pencahayaan 29 persen akan bersinar hanya beberapa jari di bawah (atau 3 derajat ke selatan langit) Saturnus. Keduanya akan berbagi bidang pandang melalui teropong hingga terbenam di barat sebelum jam 10 malam waktu lokal.
Baca Juga:
Jadi Raja 'Sumber Emas' di Luar Angkasa, Asteroid Ini Bernilai US$ 100.000 Kuadriliun!
Pada saat itu, pergerakan Bulan ke arah timur dan rotasi diurnal (malam) langit akan menggeser Saturnus ke sebelah kanan bulan.
22 Desember: Titik Balik Matahari
Titik balik Matahari dijadwalkan terjadi pada Jumat (22/12/2023) pukul 04.48 WIB. Pada saat ini, musim dingin secara resmi dimulai di belahan bumi utara, termasuk di wilayah Amerika dan Eropa.