Sebagian besar gunung ini terletak di sepanjang pantai barat Antarktika, dengan beberapa memiliki puncak yang tersembunyi jauh di bawah lapisan es.
Aktivitas vulkanik ini disebut sebagai letusan subglasial, yakni letusan di bawah es yang melibatkan interaksi antara lava dan lapisan es.
Baca Juga:
BMKG Goes To Campus, Berikan Kuliah Tamu Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan di Universitas Satya Terra Bhinneka
Para peneliti menggunakan sekitar 4.000 simulasi komputer untuk mempelajari dampak pencairan es terhadap aktivitas vulkanik di Antarktika.
Hasilnya menunjukkan bahwa berkurangnya lapisan es dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas letusan.
Hal ini terjadi karena lapisan es yang semakin tipis mengurangi tekanan pada magma di bawah permukaan, sehingga magma lebih bebas memuai dan meningkatkan tekanan pada dinding dapur magma.
Baca Juga:
BMKG Kalsel Intensifkan Edukasi Masyarakat Terkait Peningkatan Suhu Signifikan Lima Dekade Terakhir
Beberapa dapur magma di bawah lapisan es Antarktika diketahui mengandung gas volatil dalam jumlah besar, seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, dan uap air.
Ketika tekanan dari lapisan es berkurang akibat pencairan, gas-gas ini dapat terlepas dengan cepat, menghasilkan tekanan tambahan yang memicu letusan vulkanik lebih dahsyat.
Letusan subglasial ini sering kali tidak tampak di permukaan karena terjadi jauh di bawah lapisan es. Namun, energi panas yang dilepaskan mampu mencairkan es secara signifikan, menciptakan danau subglasial atau bahkan mempercepat aliran gletser.