Dilansir dari wikipedia.com, meriam ini sejatinya merupakan lisensi dari meriam Hispano-Suiza HS.804 20mm L/70 buatan Swiss. Pabrikan yang diberikan wewenang untuk memproduksi meriam tersebut secara lisensi adalah Zastava Arms.
Varian yang didatangkan oleh Indonesia saat itu merupakan varian M55 A2 yang merupakan meriam penangkis serangan udara standar. Meriam tersebut mulai didatangkan pada awal dekade 60-an untuk mendukung kampanye operasi Trikora di Irian Barat.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Meriam ini identik sebagai meriam pertahana udara yang dioperasikan oleh Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI-AU atau yang pada masa tersebut dikenal dengan nama Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Memiliki Tiga Laras Meriam
Sesuai dengan nama julukannya, Tripel Gun tentunya memiliki 3 laras meriam yang terpasang di setiap sistem senjatanya. Meriam tersebut mengusung kaliber 20 mm dan menggunakan peluru kaliber 20x110 mm Hispano.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Meriam yang memiliki berat kurang lebih 1.000 kg ini untuk varian yang dibeli oleh TNI saat itu dilengkapi dengan 2 roda sehingga berfungsi sebagai meriam tarik.
Akan tetapi, tidak jarang pula pihak TNI menempatkan meriam tersebut di atas truk agar lebih mudah dipindahkan dan dioperasikan.
Seiring perkembangan zaman, meriam ini masih terus berevolusi dan mengalami peningkatan sehingga melahirkan varian-varian baru.