WahanaNews.co | Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), makin marak setelah perpindahan interaksi ke arah digital.
Bentuk kekerasan yang bertujuan menyerang gender dan seksualitas orang dengan difasilitasi internet ini harus menjadi perhatian pengguna media digital agar tak menjadi korban atau pelaku.
Baca Juga:
Kepala Dinas Kaltim Sebut 568 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
"Bukan hanya terjadi pada anak-anak dan wanita, laki-laki dewasa pun juga bisa mengalaminya," kata Pengusaha dan Digital Trainee, Graphologist Diana Aletheia saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (16/8/2022).
Survei Plan Internasional 2019, pada 14.000 perempuan usia 14-25 tahun di 22 negara menyatakan sebanyak 58 persen perempuan pernah mengalami pelecehan daring.
Sisanya 50 persen partisipan menyatakan lebih sering terjadi pelecehan daring dibandingkan luring, adapun KBGO paling sering terjadi di media sosial.
Baca Juga:
Kemen PPPA Kawal Kasus Penganiayaan Anak di Depok, Pastikan Anak Korban Dapat Perlindungan
Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK) san segala dampaknya, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Fakta lainnya, Komnas Perempuan menyebutkan KBGO semakin meningkat saat pandemi, totalnya di tahun 2020 mencapai 940 kasus dari yang dilaporkan.