Model AI itu juga disebut dapat secara akurat memprediksi hasil tes kepribadian pada suatu bagian populasi dengan lebih baik daripada sistem AI yang ada.
“Kerangka kerja kami memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi mekanisme potensial baru yang berdampak pada hasil kehidupan dan kemungkinan terkait untuk intervensi yang dipersonalisasi,” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.
Baca Juga:
Dikira Musuh, Tentara Israel Tak Sengaja Bunuh 3 Sandera
Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa model tersebut tidak boleh digunakan oleh perusahaan asuransi jiwa karena alasan etika.
Para peneliti juga memperingatkan bahwa ada masalah etika lain seputar penggunaan teknologi "life2vec" seperti perlindungan data sensitif, privasi, dan peran bias dalam data.
“Kami menekankan bahwa pekerjaan kami adalah eksplorasi terhadap apa yang mungkin dilakukan, namun hanya boleh digunakan dalam penerapan dunia nyata berdasarkan peraturan yang melindungi hak-hak individu,” tandas mereka.
Baca Juga:
Ini Alasan Bendera Israel Tak Boleh Dikibarkan di Indonesia
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.