"Di sisi lain, hal itu juga membuat kuntilanak dipandang jadi hantu yang kejam, berbahaya, yang harus ditakuti manusia di wilayah yang sungguh dianggap "berada”, dan belajar untuk takut dengan hantu."
Menurutnya, hantu itu sekarang jadi makhluk halus sulit dikontrol lagi dengan ritual atau ahli. Jadi hantu itu harus diusir. Dia kini tak lagi dianggap bagian dari masyarakat..
Baca Juga:
Pemko Medan Gelar Seminar Pemanfaatan Sumur Laluan untuk Atasi Genangan Air Hujan
Sementara itu, Syahraini, warga Pontianak, menganggap kuntilanak tak lebih dari mitos. Meski begitu, ia mengakui kisah kuntilanak itu melekat di kotanya.
Wartawan Pontianak Post ini juga sangat kenal dengan cerita rakyat bagaimana asal usul pendiri Pontianak dulu sering diganggu kuntilanak dalam perjalanannya.
"Sampai saat ini belum ada penampakan yang pernah aku lihat. Mungkin indera keenamku tidak tajam. Jadi bersyukur sekali saya tak pernah lihat," ujar Syahraini."Saya lebih takut pada manusia jahat," tambahnya, melansir Kompas.com.
Baca Juga:
Wuling Motor Akui Fast Charging Bisa Pengaruhi ‘Kesehatan’ Baterai Kendaraan Listrik
Menurut Timo Duile, sebenarnya bisa dikatakan bahwa kuntilanak itu bagian dari masyarakat,
"Bahkan bagian dari kita semua, dari kita sendiri yang kita usir. Bukan menjadi bebas, tapi juga mendatangkan rasa ketakutan. Tidak hanya di Pontianak, tapi di seluruh Indonesia, ada banyak kisah-kisah kuntilanak,” tambahnya.
Di Malaysia, hantu yang dimaksud disebut dengan kata Pontianak.