"Bahwa bila ada yang memberikan penilaian kurang untuk aplikasi MyPertamina, sebagai masukan dan kritikan, tentu kami terima untuk perbaikan ke depan," jelasnya.
Di sisi lain, penerapan aplikasi MyPertamina dikeluhkan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sukabumi, Jawa Barat. Mereka meminta sopir angkutan umum (angkot) mendapat pengecualian untuk tidak menggunakan aplikasi tersebut.
Baca Juga:
Tim Resmob Polda Sulut Ungkap Penimbunan Solar Subsidi di Minahasa
"Meskipun untuk Kabupaten Sukabumi belum tahu kapan akan diberlakukannya pembelian BBM subsidi melalui aplikasi MyPertamina, tetapi sopir angkot maupun angkutan umum (non daring) lain resah karena mayoritas dari mereka tidak memiliki smartphone atau handphone android," Sekretaris Organda Kabupaten Sukabumi Dede Abdul Latif di Sukabumi, Jumat (1/7).
Menurut Dede, mayoritas dari ribuan sopir angkot di Kabupaten Sukabumi masih belum melek teknologi. Oleh karena itu, jumlah sopir yang menggunakan ponsel android bisa dihitung pakai jari.
"Mayoritas dari sopir angkot belum terbiasa bertransaksi secara Online apalagi harus melakukan scan barcode. Kami pun mengkhawatirkan akan terjadi antrean panjang angkot di SPBU," kata Dede.[zbr]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.