WahanaNews.co | Rusia mengancam bakal menerjunkan tentara bionik dan senjata nuklir. Hal ini membuat negara-negara Sekutu Amerika Serikat (NATO) ketar-ketir.
Biosampel yang dikumpulkan berbagai layanan pengujian DNA dapat dijual dan digunakan untuk mengembangkan senjata biologis yang dirancang khusus untuk menargetkan kelompok atau bahkan individu tertentu.
Baca Juga:
Tank AS Seharga Rp 162 Miliar Mati Kutu Dimangsa Drone Murah Rusia
Klaim itu diungkapkan anggota parlemen Amerika Serikat (AS) di Forum Keamanan Aspen. Kekhawatiran serupa telah lama disuarakan pejabat Rusia.
“Sekarang ada senjata yang sedang dikembangkan, dan dikembangkan, yang dirancang untuk menargetkan orang-orang tertentu,” papar anggota DPR AS Jason Crow dari Colorado yang merupakan anggota Komite Intelijen DPR seperti dilansir dari Daily Start Jumat (30/9/2022).
“Itulah, Anda benar-benar dapat mengambil DNA seseorang, mengambil profil medis mereka, dan Anda dapat menargetkan senjata biologis yang akan membunuh orang itu atau membawa mereka keluar dari medan perang atau membuat mereka tidak dapat dioperasikan,” ujar dia.
Baca Juga:
Untuk Ukraina, AS Terus Berupaya Keras Beri Bantuan Pertahanan Udara
Mengingat ancaman itu, Crow menambahkan, perlindungan privasi untuk data pribadi telah berkurang selama 20 tahun terakhir, sampai-sampai orang muda memiliki "harapan privasi yang sangat sedikit" dan siap memberikan data mereka ke perusahaan swasta, seperti layanan pengujian DNA.
"Orang-orang akan dengan cepat meludah ke dalam cangkir dan mengirimkannya ke 23andMe dan mendapatkan data yang sangat menarik tentang latar belakang mereka," papar Crow.
“DNA mereka sekarang dimiliki perusahaan swasta. Itu dapat dijual dengan sangat sedikit perlindungan kekayaan intelektual atau perlindungan privasi,” tutur dia.