Kim Cobb, ilmuwan iklim di Universitas Brown yang tidak terlibat dalam laporan tersebut, menyebut rekor suhu Juli yang baru "mengejutkan," tetapi memperingatkan bahwa rekor itu akan kembali pecah.
"Mengerikan untuk mengingat bahwa dalam dekade berikutnya, ini akan dipandang sebagai tahun yang relatif keren, kemungkinan besar," katanya.
Baca Juga:
Distan Banten Siapkan 1.012 Pompa Air Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO, mengatakan cuaca ekstrem bulan Juli mengungkapkan "kenyataan keras dari perubahan iklim."
"Kebutuhan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca lebih mendesak dari sebelumnya," katanya dalam sebuah pernyataan. "Aksi iklim bukanlah kemewahan tetapi suatu keharusan." [alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.