Semisal, sejak kecil kerap diberi pemahaman jika laki-laki harus dihormati. Laki-laki adalah kepala keluarga. Laki-laki tidak boleh direndahkan, dan lain sebagaimya.
Ini menjadi pesan dan nasehat turun-temurun. Ditanamkan dari lingkungan dan disetujui sebagai kebenaran massal di banyak kebudayaan, paparnya.
Baca Juga:
Anda Sulit Mengontrol Emosi? Sains Ungkap Rahasianya
Maka ketika hal tersebut disinggung sering menimbulkan ledakan respon luar biasa, dan tidak terkendali. Makna internal bawah sadar inilah yang sebenarnya menjadi beban dalam diri kita.
Kita tidak memahami bagaimana sesungguhnya beban ini bekerja dalam diri kita. Kita seringkali kecolongan ketika terpicu oleh peristiwa di sekeliling kita, ungkap motivator yang mendapat pengakuan sebagai Trainer, dan NLP Meta Master Practitioner of Neurosemantics, (International Institute of Neurosemantic, North Carolina USA) ini.
Coach Rheo mengungkapkan, Rizky mungkin pria baik yang mengasihi istrinya. Namun mungkin juga ada perilaku tertentu yang baginya tidak bisa ditolerir. Mungkin karena hal itu bersifat prinsip dalam hidupnya. Dan ketika hal ini terpicu maka menimbulkan perselisihan yang signifikan, ujar Coach Rheo.
Baca Juga:
4 Zodiak Ini Terlalu Melibatkan Perasaan Saat Ambil Keputusan
Timbunan beban emosi memang menjadi tema besar dalam kehidupan berumah tangga. Beban ini menjadi amunisi bawah sadar siap ditembakkan ketika ada kesempatan yang datang menghampiri.
Apalagi jika ditambah dengan kenyataan yang tak diharapkan. Hal ini menjadi beban tersendiri. Akhirnya membuat emosi kita meledak tidak terkendali, kata Coah Rheo.
Seperti juga kasus yang bisa kita lihat ketika Wendy Walters menyampaikan keluh kesahnya terkait kreator konten Reza Arap di sosial media. Beban emosi bawah sadar kerap menciptakan suasana tidak nyaman dalam rumah tangga.