Kedua megathrust yang mengapit Jakarta itu adalah Megathrust Selat Sunda dan Jawa Tengah bagian barat yang masing-masing memiliki potensi magnitudo 8,7.
Subardjo mengatakan aktivitas Megathrust Jabar-Jateng ini sudah cukup diketahui sejak tahun 2000, dari sejumlah peristiwa gempa, baik gempa Pangandaran, Tasik, dan Lebak.
Baca Juga:
Normal Fault Kerak Bumi Picu Gempa 5,4 M di Sanana Maluku Utara
"Namun demikian, yang jadi kekhawatiran bagi para ilmuwan adalah Megathrust Selat Sunda. Kenapa? Karena megathrust Selat Sunda sepanjang kurang lebih 350-550 kilometer sampai sekarang ada kekosongan gempa atau seismic gap," ujar dia.
Megathrust Selat Sunda punya panjang 280 km, lebar 200 km, dan pergeseran (slip rate) 4 cm per tahun, dan tercatat pernah 'pecah' pada 1699 dan 1780 dengan Magnitudo 8,5.
"Jika terjadi, Megathrust Selat Sunda itu berpotensi gempa dengan 8,7 SR, setara dengan 9.0 Magnitude Moment atau MW. itu setara dengan gempa di Aceh, sehingga akan menimbulkan tsunami," kata Subardjo.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
"Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi kita adalah bukan tsunaminya, tapi getarannya atau goncangannya, mengingat jarak antara Megathrust Selat Sunda dengan Jakarta itu sekitar 200-250 km, di bawah tanah Jakarta itu adalah tanah endapan atau aluvial yang bisa menimbulkan amplifikasi ataupun besaran besaran amplitudo," lanjut dia.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.