Seorang yang mengaku sebagai penggemar sejarah militer, Musk mendesak para pemimpin nasional untuk bersikap proaktif. "Negara-negara pada dasarnya bersiap untuk berperang di perang terakhir, bukan perang berikutnya," katanya kepada hadirin yang terdiri dari personel militer.
Kehadiran Musk di West Point terjadi tepat sebelum ia memberikan dukungan penuhnya terhadap kampanye pemilihan kembali Donald Trump. Sejak saat itu, ia telah menjadi tokoh yang kuat di Washington, DC, yang memimpin upaya untuk mereformasi pemerintah federal melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Baca Juga:
MK Tegaskan KPK Berwenang Usut Kasus Korupsi yang Libatkan Militer
Tim dari DOGE telah mulai menganalisis lembaga-lembaga federal, meneliti sistem data, dan meninjau pengeluaran pemerintah. Inisiatif tersebut merupakan bagian dari dorongan Musk untuk merampingkan birokrasi dan meningkatkan efisiensi.
3. Starlink Jadi Kekuatan dalam Komunikasi Militer
Musk juga menyoroti peran penting SpaceX dalam pertahanan global. Selain meluncurkan roket untuk NASA dan mitra lainnya, jaringan satelit Starlink milik perusahaan tersebut telah menjadi sangat penting bagi operasi militer Ukraina.
Baca Juga:
Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Potensi Pembenaran Rusia Gunakan Senjata Nuklir
"Starlink adalah tulang punggung sistem komunikasi militer Ukraina karena tidak dapat diblokir oleh Rusia," kata Musk. "Di garis depan, semua koneksi serat optik terputus, menara seluler diledakkan, tautan satelit geostasioner dihambat. Satu-satunya yang tidak dihambat adalah Starlink," tambahnya.
4. Strategi Berbagai Algoritma untuk Memenangkan Perang
Selama ceramahnya, Musk membagikan algoritma prinsip pertamanya, kerangka kerja yang ia gunakan untuk menjalankan kerajaan perusahaannya.