Ia kemudian memeriksa nomor telepon panggilan tersebut, dan pencarian cepat di Google menunjukkan nomor itu adalah nomor yang sah dari halaman bisnis Google. Namun, dikarenakan dirinya mengetahui taktik umum yang digunakan oleh para penipu dapat menutupi dari mana panggilan itu berasal, ia tetap skeptis dan meminta email dikirimkan kepadanya untuk mengonfirmasi apakah perwakilan yang dimaksud adalah orang yang sebenarnya.
Ketika pesan tersebut muncul di kotak masuknya, pesan tersebut terlihat asli kecuali salah satu alamat di kolom "kepada" adalah domain non-Google yang disamarkan dengan cerdik.
Baca Juga:
Incar Isi Rekening, Link Berbahaya di Gmail Kini Bisa Menyamar
"Penelepon mengatakan Halo, saya mengabaikannya kemudian sekitar 10 detik kemudian, lalu mengatakan Halo lagi," tulis Mitrovic, melansir Tom'S Guide.
"Pada titik ini saya melepaskannya sebagai suara AI karena pengucapan dan jaraknya terlalu sempurna," lanjutnya.
Saat itu, Mitrovic menyadari bahwa itu adalah percobaan penipuan dan kemudian ia menutup teleponnya.
Baca Juga:
Akun Gmail Tak Aktif 2 Tahun Besok Akan Dihapus, Ini Cara Mencegahnya
Meski tak terjebak, Mitrovic merasa modus ini sangat menakutkan. Ia memikirkan apa yang mungkin terjadi jika dirinya menyetujui pemberitahuan pemulihan akun atau memberikan kredensial kepada penelepon, yang memungkinkan penipu untuk mengambil kendali atas akunnya.
"Penipuan semakin canggih, lebih meyakinkan dan dilakukan dalam skala yang lebih besar. Orang-orang sibuk dan penipuan ini terdengar dan terlihat cukup sah sehingga saya akan memberikan nilai A untuk usaha mereka. Banyak orang yang mungkin akan tertipu," tutur Mitrovic.
"Ada banyak cara untuk melawan para penipu, namun, pada tingkat individu, cara terbaik tetaplah kewaspadaan, melakukan pengecekan dasar seperti di atas atau mencari bantuan dari seseorang yang Anda percaya," pungkasnya.