"Pendekatan holistik ini akan mempersiapkan lulusan semakin kompeten dan bijaksana dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat," tuturnya.
Rizaldi mengatakan perkembangan AI saat ini terbagi dalam tiga tahap utama, yakni Artificial Narrow Intelligence (ANI) yang berfungsi sebagai alat bantu, Artificial General Intelligence (AGI) yang mampu bekerja sama dalam pengambilan keputusan, dan Artificial Super Intelligence (ASI) yang berpotensi mengubah struktur dunia kerja secara fundamental.
Baca Juga:
Luhut Bocorkan RI Mau Kembangkan Kecerdasan Buatan, Aplikasi Mirip DeepSeek
Dengan perkembangan ini, menurutnya generasi muda harus segera mempersiapkan diri.
"AI bukan sekadar alat, tetapi juga masa depan yang dapat menentukan siapa yang akan memimpin dan siapa yang akan tertinggal," jelasnya.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam kesempatan itu, menyambut baik langkah UPH yang membuka FAI. Menurutnya hal ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 bahkan era 5.0.
Baca Juga:
Perusahaan Teknologi OpenAI Dilaporkan Selangkah Makin Dekat Produksi Chip AIinternalnya
"Artificial Intelligence bukan lagi sekedar teknologi masa depan, melainkan saat ini telah menjadi bagian integral dan keseharian dalam membangun aspek kehidupan kita. Mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, bahkan pemerintahan. Oleh karena itu, penguasaan AI bukan hanya tentang menguasai teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat," kata Brian.
"Selanjutnya, untuk mempercepat transformasi AI di Indonesia, ada beberapa aspek penting yang perlu kita perhatikan dan perkuat," lanjut dia.
[Redaktur: Alpredo Gultom]