WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD buka suara perihal tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora.
Ali Kalora tewas setelah terlibat baku tembak dengan Satgas Madago Raya di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 18 September 2021.
Baca Juga:
Sebutan 'Yang Mulia' bagi Hakim, Mahfud MD: Sangat Berlebihan
Selain Ali Kalora, kontak tembak itu juga menewaskan satu anggota MIT yakni Jaka Ramadhan.
Tewasnya Ali Kalora dan Jaka Ramadhan membuat Satgas Madago Raya tinggal memburu 4 anggota MIT lainnya yakni Askar, Nae, Mukhlas Rukli, Hasan Pranata.
Mahfud MD ikut mengabarkan tewasnya Ali Kalora melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd.
Baca Juga:
Uang Rp 920 Miliar dan 51 Kg Emas di Rumah Eks Pejabat MA, Mahfud: Itu Bukan Milik Zarof!
Mahfud MD mengungkit kekejian yang pernah dilakukan MIT saat menyembelih warga di Sulawesi Tengah.
"Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora yg pernah menggegerkan krn menyembelih bnyk warga dgn sadis di Sulteng, setelah buron hampir setahun, hr ini ditembak mati oleh Densus AT/88. Ia ditembak bersama seorang anak buahnya yg bernama Ikrimah. Masyarakat harap tenang," kata Mahfud MD dalam cuitannya.
Pada September 2014, MIT mengaku bertanggung jawab atas penggorokan seorang petani di Poso bernama Fadli.
Fadli digorok MIT lantaran dituding telah membocorkan informasi kepada Densus 88.
"Bersama pernyataan ini, kami menyampaikan bahwa kami telah menyembelih seorang warga desa Padang Lembara," sebut keterangan MIT dikutip dari Antara.
"Serangan Densus 88 menyebabkan dua ikhwah kami terbunuh," kata MIT lagi.
MIT kemudian mengingatkan agar masyarakat tidak memerangi mereka termasuk dengan cara membocorkan informai kepada aparat. Menurut MIT, semua itu adalah perbuatan mudarat. [dhn]