WahanaNews.co, Jakarta - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, dianggap bersedia meninggalkan basis pendukungnya demi kepentingan politik, menurut penilaian Adi Prayitno, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Analisis ini muncul sebagai tanggapan terhadap perubahan sikap AHY terkait kebijakan pemerintahan, yang terjadi setelah ia diangkat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
"Pendukung ditinggalkan, yang utama kepentingan elite tersalurkan, pendukung Demokrat jelas anti-Jokowi," ungkap Adi Prayitno, melansir kepada Kompas.com, Senin (4/3/2024).
AHY yang dalam 9 tahun terakhir memposisikan Demokrat sebagai oposisi pemerintah, kini menyanjung puja hasil kerja Jokowi.
Hal tersebut tampak ketika AHY berkunjung ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) pada Rabu (28/2/2024) lalu.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
"Kekuasaan bisa mengubah segalanya, dari benci jadi cinta. Itu yang sepertinya yang terjadi pada AHY, dulu benci Jokowi sekarang memuji setengah mati," kata Adi Prayitno.
AHY memuji pembangunan IKN yang sedang dikebut oleh pemerintahan Jokowi supaya bisa mulai ditempati di tahun 2024 ini.
Padahal, sejak lama AHY selalu menjadi sosok yang mengkritik pembangunan IKN.
Tentu saja, puja puji yang AHY berikan terhadap program pemerintah berbanding terbalik dengan sikapnya dulu.
"AHY terlihat mabuk kepayang politik ke Jokowi yang telah mengangkatnya jadi menteri," kata Adi Prayinto.
Menurut dia, kekuasaan bisa mengubah segala sesuatu, termasuk sikap. Inilah yang dinilai menjadi dasar perubahan sikap AHY. Termasuk pujian untuk IKN.
"Intinya, kekuasaan itu seperti rasa cinta dan benci yang dalam banyak membutakan segalanya, bahkan kekuasaan mampu mengubah iman politik seseorang secara drastis. Jangankan manusia, baja pun bisa melepuh jika ditetesi kekuasaan," tutur Adi Prayinto.
Terpukau dengan IKN
AHY menyatakan begitu terpukau terhadap kawasan Indonesia Maju (IKN) saat melakukan kunjungan langsung ke sana. Bahkan ia sudah siap tinggal di IKN.
Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa IKN merupakan aspirasi besar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewujudkan pusat pemerintahan baru dan mendorong kemajuan bangsa.
"Terpukau dengan apa yang menjadi mimpi besar Presiden Jokowi untuk menghadirkan pusat pemerintahan yang harapannya menjadi pusat kemajuan bangsa, pusat peradaban Nusantara yang kita harapkan ini benar-benar bisa menghadirkan kebijakan pada saatnya nanti yang terus memajukan ekonomi Indonesia," kata AHY dalam keterangannya, 28 Februari 2024.
Putra sulung dari Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyatakan bahwa pemerintah sedang berusaha untuk menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Terkait upaya ini, AHY menjelaskan bahwa tugasnya adalah mempersiapkan lahan yang bersih dan jelas.
Menurut AHY, kepastian hukum terkait kepemilikan tanah menjadi faktor krusial yang dapat mendorong peningkatan investasi.
Dia menyatakan harapannya agar para investor memiliki keyakinan terhadap kepastian hukum terkait hak atas tanah yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha secara komersial, serta untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
"Dengan demikian, IKN bukan hanya menyedot investasi tetapi bisa mengembangkan ekonomi, bukan hanya tentunya di sekitar IKN tapi juga secara nasional," kata AHY lagi.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron membela AHY yang berubah sikap dan kini terpukau dengan pembangunan IKN.
"Saya kira itulah sikap obyektivitas dari Mas AHY. Bagi Demokrat kan semuanya didasarkan kepada rasionalitas. Kalau secara rasionalitas ya ini baik bagi negara, baik bagi bangsa, baik bagi rakyat, ya dikatakan baik," ujar Herman saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/2/2024).
"Kalau secara rasional pemikiran ketum kami tidak baik, ya pasti akan ngomong tidak baik," katanya lagi.
Herman menyampaikan, jika AHY terpukau dengan IKN, progres yang pemerintah tunjukkan memang betul-betul bagus.
Oleh karena itu, menurut dia, AHY bukan sekadar memuji IKN, melainkan mendatanginya langsung.
"Begitu melihat progresnya baik, ya tentu ketum kami pasti akan menyebutkan baik. Itulah sikap rasionalitas dari Demokrat," ujar Herman.
Sementara itu, Herman memberikan peringatan bahwa Partai Demokrat sejak awal telah mengambil pendekatan rasional dalam menilai program pemerintah.
Dia menyatakan bahwa Demokrat akan menyampaikan pandangannya sesuai dengan kenyataan, baik itu mengenai kebaikan atau keburukan program pemerintah.
"Dengan demikian, tentu saja AHY sudah melihat dengan jelas bagaimana situasi IKN dan kemajuannya yang sangat positif. Dengan demikian, secara obyektif, AHY menyampaikan pendapatnya dengan rasionalitas. Dia benar-benar puas dengan apa yang telah dibangun oleh Presiden Jokowi," ujar Herman.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]