WahanaNews.co, Jakarta - Partai pendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo menunjuk Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa sebagai Ketua dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN).
Pengangkatan keduanya merupakan hasil dari pertemuan empat partai politik yang mendukung Ganjar, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid Jadi Ketua Dewan Pertimbangan, Anindya Bakrie Pimpin Kadin 2024-2029
Menurut Ari Junaedi, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, kedua tokoh tersebut akan saling melengkapi dalam upaya kampanye politik untuk memenangkan Ganjar dan calon wakil presiden yang akan dipilih nantinya.
Ari menilai pemilihan Arsjad Rasjid sebagai Ketua TPN berkaitan erat dengan pengalamannya sebagai seorang pengusaha.
"Kemampuannya dalam mencari peluang dianggap sangat berharga untuk menggerakkan TPN. Jaringan luas Arsjad di berbagai lapisan masyarakat dianggap penting sebagai persyaratan utama bagi seorang Ketua Tim Kampanye," ujar Ari, mengutip Kompas, Rabu (6/9/2023).
Baca Juga:
Arsjad Rasjid dan Anindya Bersatu, Kadin Siap Gelar Munas Usai Pelantikan Presiden
Selain itu, menurut Ari, partai-partai koalisi yang mendukung Ganjar juga mengamati kedekatan Arsjad dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta relawan dan pendukung PDI-P. Hubungan ini dianggap sebagai nilai tambah bagi Arsjad dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua TPN.
"Dengan posisinya sebagai Ketua Kadin tentunya akses logistik dari jejaringnya sangat berguna untuk mengerakkan TPN dengan efektif," ucap Ari.
Sementara itu, Ari menilai Andika didapuk sebagai salah satu wakil TPN karena rekam jejaknya sebagai pemegang komando di TNI.
"Andika adalah tipikal jenderal pemikir dan jenderal lapangan sehingga pengalamannya sangat dibutuhkan untuk orkestrasi kerja kerja TPN Ganjar," ucap Ari.
Sebelumnya diberitakan, TPN dibentuk dari 4 parpol pengusung Ganjar, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.
Pembentukan TPN itu merupakan hasil kesepakatan dari 4 pimpinan parpol. Mereka adalah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang.
Mereka khusus bertemu dan melakukan rapat tertutup di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023) lalu.
Setelah rapat selama hampir 4 jam, TPN menyatakan menunjuk Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid sebagai Ketua TPN.
"Di mana ketuanya, ketua TPN, Tim Pemenangan Nasional adalah Pak Arsjad Rasjid tadi diputuskan," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Hary Tanoe mengatakan, para ketua umum parpol pengusung Ganjar menilai Arsjad Rasjid adalah sosok muda, gesit, dan memiliki pengetahuan serta jaringan luas sehingga terpilih.
Selain Ketua TPN, rapat juga menghasilkan keputusan tentang wakil ketua TPN. Salah satunya adalah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.
"Pak Andika termasuk sebagai salah satu wakil juga," ujar Hary Tanoe.
Andika dan Arsjad juga sempat bertemu dan menjadi pembicara pelatihan juru kampanye Ganjar di Gedung I News Tower pada Juli lalu. Keduanya pun menyatakan siap jika dipilih menjadi ketua timses Ganjar.
Di sisi lain, Arsjad mengaku terkejut ketika mengetahui dipilih menjadi Ketua TPN Ganjar Pranowo.
"Pas saya baca, ya ampun ya Allah, kaget saya, karena terus terang aja, saya enggak diinformasikan," kata Arsjad di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (5/9/2023). Arsjad mengatakan, sebuah kehormatan bagi dirinya ditunjuk menjadi ketua tim sukses.
Namun, ia menekankan bahwa semestinya ada klarifikasi sebelum ia ditunjuk karena ia punya banyak tanggung jawab.
"Yang paling penting saya mesti ngomong sama pemangku kepentingan. Tahu enggak siapa pemangku kepentingan? Istri, anak-anak, belum perusahaan, belum Kadin. Itu semua keluarga besar kan, jadi kan bukan hanya keputusan seorang diri," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]