"Jadi mari kita sama-sama tentunya membangun kehidupan demokrasi yang terbebaskan dari berbagai kekerasan, kalau kekerasan meningkat, indeks demokrasinya pasti turun," ucapnya.
Sebelumnya, KSP Moeldoko mewanti-wanti potensi radikalisme akibat politik identitas. Moeldoko menyebut ada kecenderungan radikalisme meningkat pada 2023-2024.
Baca Juga:
Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Papua Barat Daya, Ini Peran Kesbangpol dan FKPT
"Situasi internal kita juga perlu aware. Dinamika politik dan potensi radikalisme akibat politik identitas, survei BNPT pada tahun 2020 potensi radikalisme 14 persen. Itu data dalam kondisi anomali saat pandemi. Tahun politik pada 2023-2024 ada kecenderungan meningkat," kata Moeldoko kepada wartawan di Kompleks Istana, Kamis (20/10).
Moeldoko mengatakan semua pihak harus membangun kesadaran terkait potensi ancaman radikalisme. "Ini sebenarnya sebuah situasi yang diperlukan untuk membangun awareness tentang radikalisme. Jadi, ini perlu kita announce agar kita semua memiliki awareness," ujar Moeldoko.
Selain itu, Moeldoko mempersilakan pihak yang ragu perihal isu radikalisme untuk menanyakan langsung ke BNPT. Moeldoko mengatakan BNPT mempunyai standar tersendiri terkait isu radikalisme. [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.