WahanaNews.co, Jakarta - Calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Afthon Lubbi mengatakan alasannya sangat menentang PSI mendukung bakal calon presiden (bacapres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dia mengatakan, sosok Prabowo memiliki rekam jejak yang tak bagus, khususnya terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu di era Orde Baru.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
"Bagi saya, Prabowo itu sudah apa namanya, mempunyai rekam jejak pelanggaran HAM yang belum jelas sampai sekarang. Karena para korban tragedi '98 korban penculikan itu masih memohon agar pemerintah itu memberikan keadilan dan hukum pelaku penculikan aktivis '98," kata Afthon dalam konferensi pers, Selasa (22/08/23).
Ia mengatakan, sampai saat ini para keluarga korban masih mencari keadilan atas penculikan dan penghilangan paksa yang dilakukan Pangkostrad TNI AD di masa kemunculan reformasi.
Di sisi lain, tingkah DPP PSI yang melirik dukungan ke Prabowo merusak perjuangan akar rumput PSI di basis-basis perjuangan pemenangan Bacaleg dari PDI-Perjuangan Ganjar Prabowo.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
"Kami sudah turun ke masyarakat, kami sudah membuat posko pemenangan bagi caleg di daerah-daerah yang kami bersosialisasi Ganjar Pranowo sebagai presiden RI dan kali ini masyarakat bertanya. Jadi masyarkat menanyakan sikap DPP PSI kenapa seperti ini dan seperti itu," ucap dia.
"Kalau PSI tidak bisa tegas menyatakan sikap tidak akan mendukung Prabowo Subianto menjadi presiden, kami tegas harus bersikap untuk mengundurkan diri, baik dari caleg maupun anggota Partai," ungkap Afthon.
Adapun enam kader PSI yang menyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan yaitu Andi Tasbih Caleg DPR RI Dapil Nusa Tenggara Barat II, kemudian Afthon Lubbi sebagai Caleg DPR RI Dapil Jawa Tengah VIII.