WahanaNews.co | Asisten rumah tangga (ART), Sartinah, mengungkapkan kondisi satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah, sebelum tewas karena diracun.
Diketahui, satu keluarga yang tewas diracun itu terdiri atas suami Abas Ashar, istrinya Heri Riyani dan anak pertama mereka bernama Dea Khairunisa.
Baca Juga:
Ketua DPRD Magelang Ajak Masyarakat Berpartisipasi Gunakan Hak Pilih di Pilkada
Sedangkan pelaku pembunuhan terhadap ketiga korban itu merupakan anak kedua dari keluarga tersebut. Pelaku bernama Deo Daffa Syahdilla (22) sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.
Sartinah mengatakan, pada hari kejadian yaitu Senin, 28 November 2022, dia ditelepon oleh pelaku Daffa sekitar pukul 07.30 WIB.
Ketika itu, posisi Sartinah masih berada di rumahnya yang berada di Desa Dampit, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Baca Juga:
Target Pajak KPP Pratama Magelang Capai 72 Persen Hingga Oktober 2024
Sartinah mengaku diminta datang ke rumah oleh pelaku Daffa. Sebab, ketiga korban tergeletak di kamar mandi berbeda di rumah mereka di Jalan Sudiro Gang Durian, Dusun Prajenan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
"Tadi saya ditelepon sama anaknya (DDS) karena bapak, ibu, kakak gitu di kamar mandi, terus saya suruh nolongi, tapi sudah pada pingsan semua," kata Sartinah dikutip dari Kompas.com.
Setibanya di rumah keluarga Abas Ashar, Sartinah bersama pelaku Daffa dan seorang tetangga menggotong korban dari kamar mandi ke kamar terdekat.
Ketika itu, Sartinah mengatakan ketiga korban Abas Ashar, Riyani, dan Dea Khairunnisa masih dalam keadaan pingsan.
"Saya tolongin bawa ke kamar, tadi sudah pingsan semua. Bawanya saya bertiga, saya, sama di sini sama DDS itu dan Pakde (tetangga). Pokoknya saya taruh kasur yang dekat," ucapnya.
Setelah korban dibawa ke kamar, Sartinah sempat menggosokkan minyak kayu putih ke tubuh korban. Beberapa saat kemudian, warga membawa ketiga korban ke rumah sakit.
"Saat dikasih minyak kayu putih itu diam. Mungkin masih (hidup), saya enggak tahu, walaupun masih ada napas. Masih anget (badan korban)," ucap perempuan yang sudah bekerja selama 15 tahun di rumah keluarga Abas tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kapolresta Magelang AKBP Muchamad Sajarod Zakun mengatakan, pelaku Daffa membunuh ketiga korban dengan cara meracuninya.
Caranya, kata Sajarod, pelaku memasukkan racun ke minuman berupa teh dan kopi yang hendak diminum oleh keluarganya itu. Racun yang dimasukkan pelaku masing-masing sebanyak dua sendok teh.
Sajarod mengatakan keluarga Abas Ashar memang sudah terbiasa meminum kopi atau teh setiap pagi. Hal itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh pelaku Daffa membunuh ketiga korban.
"Dia (tersangka) memasukkan racun arsenik pakai 2 sendok ke dalam teh dan kopi yang setiap pagi disajikan oleh ibunya. Ketika ibunya keluar dari dapur, tersangka mencampurkannya," ujar Sajarod pada Selasa (29/11/2022).
Ia mengungkapkan pelaku Daffa membeli racun arsenik itu secara online. Mengenai jumlah racun yang dibeli pelaku, polisi masih mendalaminya.
Sajarod menambahkan, saat melakukan olah TKP, polisi menemukan kejanggalan yang justru menguatkan bahwa pelaku pembunuhan adalah Daffa.
Salah satu kejanggalannya adalah Daffa menolak jenazah keluarganya dilakukan autopsi. Padahal, keluarga lainnya mengizinkan.
"Pihak saudara korban minta jenazah diotopsi tapi anak kedua ini tidak ingin. Tapi kami tetap otopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban," ujar Sajarod.
Kejanggalan lainnya, kata dia, polisi tidak menemukan sisa muntahan ketiga korban saat melakukan olah TKP.
"Korban yang meninggal akibat keracunan biasanya ada sisa muntahan tapi di TKP clear, tidak ada," kata Sajarod.
Selanjutnya, polisi melakukan gelar perkara penetapan tersangka pada Senin (28/11/2022) malam. Lalu, keesokan harinya terbit surat perintah penahanan terhadap tersangka. [rna]