WahanaNews.co, Jakarta - Setelah berada di luar pemerintahan atau berperan sebagai partai oposisi selama sembilan tahun, Partai Demokrat akhirnya menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Peristiwa ini ditandai dengan pelantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada Rabu (21/2/2024).
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Tindakan Jokowi ini dianggap sebagai pertanda bahwa dirinya telah melepaskan keterikatannya dengan PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri, ketua umum yang diyakini sebelumnya menolak keterlibatan Partai Demokrat dalam pemerintahan.
"Penunjukan AHY sebagai menteri mengindikasikan bahwa Jokowi tak perlu lagi berkomunikasi dengan PDI-P sebagai partainya. Ini efek hubungan Jokowi dan PDI-P yang kian memburuk," kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayinto, melansir Kompas, Jumat (23/2/2024).
Megawati dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memiliki sejarah hubungan yang kurang harmonis.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Keputusan Jokowi untuk menyertakan Partai Demokrat dalam kabinet diambil setelah hubungan antara Jokowi dan PDI-P, serta Megawati, mengalami ketidakharmonisan.
Sejak penunjukan Gibran Rakabuming Raka, anak Jokowi, sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto, Jokowi dan Megawati tidak pernah muncul bersama di hadapan publik.
Adi pun menilai bahwa keputusan Jokowi untuk mengangkat AHY ke dalam kabinet juga mencerminkan kondisi tak terikat pada siapa pun dalam hal perombakan kabinet.
Pelantikan AHY dianggap sebagai langkah politik rekonsiliasi, mengingat Partai Demokrat yang selama sembilan tahun berada di luar pemerintahan akhirnya mendapatkan tempat di dalam kabinet.
"Sepertinya Jokowi ingin tunjukkan bahwa Jokowi tak ada persoalan dengan AHY, Demokrat, dan SBY selama ini, beda dengan PDI-P," ujar Adi.
Adi menambahkan, pelantikan AHY sebagai menteri juga dapat dipandang sebagai penghargaan dari Jokowi karena Demokrat mendukung pasangan Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Apa pun judulnya, paslon nomor 2 adalah jagoan Jokowi," kata dia.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai Jokowi membutuhkan back up atau bantuan karena hubungannya yang renggang dengan PDI-P.
Oleh karenanya, Jokowi pun dinilai menarik AHY masuk ke pemerintahannya.
"Masuknya Demokrat ke pemerintah itu sebagai back up politik bagi Jokowi karena saat ini PDI-P tak lagi dukung Jokowi, walaupun masih ada di kabinet," kata Ujang.
Menurut dia, Jokowi ke depannya juga akan berupaya mengamankan pemerintahannya hingga Oktober 2024.
Apalagi, belakangan ini ramai isu yang menyerang Jokowi di antaranya soal pemakzulan presiden.
"Kita tahu dan sama-sama tahu, banyak isu yang menyerang Jokowi, soal pemakzulan, soal hak angket kecurangan, itu bisa dihalau dan dibendung dengan memperkuat pertahanan dikoalisi pemerintah dan parlemen," ucap dia.
Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat tidak memberikan jawaban ketika ditanya mengenai tanggapan PDI-P atas pelantikan AHY sebagai menteri.
Sementara itu, Jokowi juga tidak menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan apakah ia sudah berkomunikasi dengan PDI-P mengenai pelantikan AHY.
Ketika merespons pertanyaan wartawan, Jokowi malah membeberkan alasannya memilih AHY untuk menduduki kursi menteri ATR/BPN.
"Beliau ini Ketua Umum Partai Demokrat, pertama. Beliau juga alumni Akademi Militer, Akmil. Juga pendidikan di Nanyang University, Harvard University, di Webster Universty," kata Jokowi.
"Saya kira saya tidak ragu memberikan tempat untuk Kementerian ATR/BPN karena ini urusan manajemen saya kira beliau akan sangat siap," ujar dia.
Sementara itu, AHY menegaskan bahwa Demokrat kini kembali menjadi partai pemerintah setelah sembilan tahun lebih mengambil peran oposisi, meski pemerintahan Jokowi tinggal delapan bulan lagi.
Namun, ia yakin Demokrat akan terus berada di pemerintahan karena dirinya sudah ditawari bergabung di pemerintahan berikutnnya oleh calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
"Insya Allah bukan hanya delapan bulan terakhir, tetapi lima tahun, 10 tahun berikutnya insya Allah Demokrat akan selalu berkontribusi untuk kemajuan negeri," ucap AHY.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]