WahanaNews.co | Penyesalan Ferdy Sambo dikabarkan tercurah saat menangis usai disemprot oleh sosok yang satu ini.
Ferdy Sambo akhirnya menangis mengakui kesalahannya sudah menghabisi nyawa Brigadir J.
Baca Juga:
Kecewa Vonis Sambo, Anak Freddy Budiman: Bunuh Orang Lebih Suci Dibanding Narkoba
Meski begitu, Ferdy Sambo sudah melukai hati warga Indonesia, karena menuduh Brigadir J melakukan pelecehan ke Putri Candrawathi.
Penyesalan mendalam tampaknya tengah dirasakan Ferdy Sambo di dalam tahanan Mako Brimob.
Bahkan, kabarnya, mantan Kadiv Propam Polri itu sampai menangis lantaran menyadari perbuatannya menyuruh Bharada E membunuh Brigadir J adalah salah.
Baca Juga:
Tunda Pernikahan, Begini Pesan Menyentuh Eliezer ke Tunangan
Lantas, siapa sosok yang menyadarkan Ferdy Sambo hingga akhirnya menangis mengakui kesalahan itu?
Pernyataan soal rasa penyesalan Ferdy Sambo itu disampaikan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.
Dikutip dari tayangan Sapa Indonesia Malam, Ahmad Taufan Damanik menceritakan pengalamannya kala menemui Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.
Dengan nada bicara meninggi, Ahmad Taufan Damanik mengurai kekesalannya usai mengetahui fakta dari Bharada E.
Kendati masih belum berani membenarkan ucapan Bharada E, Ahmad Taufan Damanik nyatanya terenyuh dengan kenyataan yang ia dengar.
Bahwa Bharada E disuruh atasannya untuk melakukan perbuatan keji.
"Sekarang dia (Bharada E), dalam pertemuan kami Senin sore, dia menyampaikan bahwa dia diperintah untuk melakukan penembakan, jadi dia dibawa kendali. Saya sangat tidak berkeinginan, ada seseorang yang paling rendah di situ, akan jadi tumbal. Itu pesan saya kepada publik, bahwa kami mencurigai ada yang tidak benar di keterangan pertama (Bharada E)," ungkap Ahmad Taufan Damanik, dilansir pada Rabu (17/8/2022).
Tak hanya menemui Bharada E, Ahmad Taufan Damanik juga sempat bertemu dengan Ferdy Sambo, yang kini terjerat kasus pembunuhan berencana.
Diungkap Ahmad Taufan Damanik, pernyataan Ferdy Sambo harus dikaji lebih lanjut oleh penyidik perihal kebenarannya.
"Pengakuan saudara FS (Ferdy Sambo) itu, saya kira, meskipun harus diuji lagi. Saya bilang ke penyidik, 'hati-hati, jangan nanti di pengadilan dicabut semua, kesaksian semua,’ makanya harus didukung (bukti)," pungkas Ahmad Taufan Damanik.
Penasaran, presenter Kompas TV, Aiman Witjaksono, pun bertanya soal perintah sesungguhnya dari Ferdy Sambo kepada Bharada E.
Aiman ingin tahu detail perintah dari Ferdy Sambo untuk anak buahnya itu.
"Apakah 4 tembakan atau 3 tembakan dari Bharada Eliezer itu semuanya diperintah oleh Ferdy Sambo atau hanya sekali diperintah oleh Ferdy Sambo?" tanya Aiman Witjaksono.
"Dia (Bharada E) tidak mendetailkan itu kepada kita. Tapi dia menggambarkan satu situasi di mana dia dalam posisi yang seperti tidak punya pilihan. Tapi kan dia yang menyatakan itu, nanti pengadilan yang membuktikan," ungkap Ahmad Taufan Damanik.
Alih-alih mengurai jawaban dari pertanyaan Aiman, Ahmad Taufan Damanik justru mengungkap uneg-unegnya.
Uneg-uneg itu juga telah disampaikan Ahmad Taufan Damanik kepada Ferdy Sambo secara langsung.
"Kuasa antara seorang FS, atasannya, sementara dia (Bharada E) seorang prajurit rendah, usia masih muda," katanya.
"Saya juga bicara dari hati ke hati kepada saudara FS (Ferdy Sambo), 'Kamu merasa enggak, kamu sebetulnya sudah melibatkan seseorang yang mestinya dia itu menikmati masa mudanya, meniti karirnya?' (FS jawab), 'saya menyesal, saya minta maaf,’" tandas Ahmad Taufan Damanik.
Seolah gusar, Ahmad Taufan Damanik mengakui ia sempat berbicara dengan nada tinggi kepada Ferdy Sambo.
Hal itu ia lakukan agar Ferdy Sambo sadar dan mengakui kesalahannya.
Disadarkan dan disemprot Ketua Komnas HAM, Ferdy Sambo menangis.
"Saya bilang, 'kamu harus bertanggung jawab terhadap Richard ini. Kamu luar biasa, bukan hanya membunuh, tapi kemudian kamu bersalah. Apa kamu enggak mikir, ini orang dari desa, anak buahmu.' Itu diakui (FS), dan dia (FS) nangis," imbuh Ahmad Taufan Damanik.
"Ferdy Sambo nangis?" tanya Aiman Witjaksono, tak percaya.
"Menangis. Kita katakan sama penyidik, tolong ini dijaga semua. Jangan nanti, tanpa pembuktian yang kuat, saya kan enggak bisa pastikan, tiba-tiba di pengadilan, dicabut lagi keterangannya, diubah lagi," ungkap Ahmad Taufan Damanik. [gun]