Ganjar mengatakan, apabila tidak sedang berkontestasi di Pilpres, ketiga calon tersebut dapat duduk bersama untuk berdiskusi. Tapi, kata dia, nuansa Pilpres memang dominan.
"Kalau hari ini ketiga pasang itu tidak bertanding dan kita ketemu, pasti kita bisa ngopi bareng, diskusi bareng kok, tapi karena sekarang sedang bertanding, maka nuansa kontestasinya memang dominan, dan itu biasa saja," terang Ganjar.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Dia meluruskan bahwa yang dimaksud dapat diurus jika dia dan Mahfud menang adalah pasangan calon yang kalah tidak mungkin untuk ditinggalkan.
"Maka kalau salah satu sudah menang katakan, saya menang sama Pak Mahfud, bagaimana mereka bisa kita urus? Jelas lah, jelas lah sesama anak bangsa masa nggak gitu ya," beber Ganjar.
"Artinya pasti beliau-beliau juga pilihan-pilihan dari masing-masing partai yang terbaik, putra terbaik, maka pasti akan kita ajak bicara, nggak mungkin kita tinggalkan," lanjutnya.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
Selain itu, Ganjar menjelaskan bahwa dalam mengurus hal tersebut, ia tidak hanya mengajukan usulan untuk kerja sama. Menurutnya, hal tersebut juga dapat berupa sikap oposisi.
Menurutnya, bisa jadi mereka dapat menjalin kemitraan (partnership) atau bahkan menerapkan model check and balance seperti oposisi, karena menurutnya, kedua pendekatan tersebut dapat memberikan keseimbangan dan keberagaman dalam kebijakan.
Sebagai seorang politisi dari PDIP, Ganjar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pemerintahan yang tidak memiliki oposisi. Menurutnya, jika tidak ada oposisi, koalisi cenderung menjadi kuat dan tidak sehat.