WahanaNews.co | Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dinyatakan kalah saat menghadapi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam simulasi 'head to head' atau berhadapan dua calon presiden (capres) potensial 2024.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Hasil itu diketahui dari survei yang dilakukan SMRC terhadap sampel sebanyak 1.268 responden yang dipilih secara acak dan diwawancarai lewat telepon pada 8 sampai 10 Februari 2022.
Margin of error survei diperkirakan sekitar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
SMRC menyebut seluruh responden yang dihubungi via telepon adalah pemilih kritis, yaitu kelompok masyarakat yang cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
SMRC menyebut, jumlah pemilih kritis dengan indikasi memiliki telepon sekitar 72 persen dari populasi pemilih nasional, umumnya berasal dari kelompok warga di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi, dan memiliki ketertarikan terhadap masalah politik.
Berdasarkan survei itu, Prabowo yang saat ini merupakan Menteri Pertahanan (Menhan) dinyatakan kalah bila berhadapan dengan Ganjar. Namun begitu, sebanyak 23,4 responden tidak menjawab atau belum menentukan pilihan.
"Simulasi head to head, Ganjar mendapat dukungan 41,9 persen dari pemilih kritis, unggul atas Prabowo yang mendapat dukungan 34,7 persen," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, Senin (28/2).
Dia menerangkan, Ganjar konsisten unggul atas Prabowo di kelompok pemilih kritis sejak November 2021 sampai survei saat ini.
Sementara itu saat Head to Head dengan Anies, Prabowo pun kalah. Dari hasil surveinya, kata Deni, Prabowo memperoleh 31,8 persen. Sementara itu Anies--yang notabene dimajukan Prabowo menjadi Gubernur DKI--mendapatkan 37,5 persen.
Selain itu, sambung Deni, pihaknya menemukan bahwa elektabilitas Anies cenderung menguat dalam survei terakhir pihaknya.
"Dari November 2021 sampai survei terakhir 8 sampai 10 Februari 2022, Anies dan Prabowo terlihat bersaing ketat memperebutkan pemilih kritis jika yang bersaing hanya mereka berdua. Anies cenderung menguat dan dalam survei terakhir Anies unggul atas Prabowo," ucapnya.
Dia melanjutkan, Ganjar unggul saat berhadapan dengan Anies. Berdasarkan simulasi head to head, Ganjar mendapat dukungan 40,4 persen dari pemilih kritis, sedangkan Anies mendapatkan dukungan 34,6 persen.
Namun, terdapat 25 persen responden belum menentukan pilihan dalam simulasi head to head antara Anies dengan Ganjar ini.
Sebagai informasi, hasil survei SMRC ini berbeda dengan hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) yang diselenggarakan Litbang Kompas melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi pada 17-30 Januari 2022.
Hasil survei Litbang Kompas yang berada pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian kurang lebih 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana itu menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo 26,5 persen, Ganjar 20,5 persen, dan Anies 14,2 persen.
Sementara itu, hasil survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) terhadap 1.200 responden dengan usia minimal 17 tahun dan maksimal 65 tahun pada 2-6 November 2021 menyatakan elektabilitas Prabowo berada di satu dengan 23,9 persen.
Dua tokoh capres potensial 2024 yang elektabilitasnya di bawah Prabowo adalah Ganjar dengan 16,4 persen dan Anies 12,5 persen. [bay]