WahanaNews.co, Jakarta - Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, terlihat dalam tayangan azan di salah satu stasiun televisi. Publik pun menyorotinya sebagai strategi politik identitas.
Dalam tayangan azan tersebut, Ganjar terlihat sedang berwudhu dan kemudian melakukan salat jamaah di sebuah masjid.
Baca Juga:
Cegah Polarisasi dan Calon Tunggal, MK Hapus Syarat Presidential Threshold
Ganjar duduk di barisan depan sebagai makmum.
Penampilannya melibatkan pemakaian baju koko putih, peci hitam, dan sarung bermotif batik.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa kehadiran Ganjar dalam tayangan azan adalah suatu hal yang positif.
Baca Juga:
Pilpres AS 2024: Dukungan Muslim Bawa Trump Menang atas Kamala
Baginya, tayangan tersebut merupakan sebuah ajakan kepada masyarakat untuk lebih aktif dalam beribadah.
"Tetapi jika melalui senyuman, untuk mengajak masyarakat berdoa bersama, menjalankan shalat lima waktu, itu merupakan hal yang positif," ujar Hasto, mengutip Tribunnews, Minggu (10/9/2023).
Hasto juga menegaskan bahwa Ganjar adalah individu yang memiliki keimanan yang kuat.
Menurut Hasto, sifat religius Ganjar adalah hal yang alami dan bukanlah tindakan yang disengaja.
Selain itu, Hasto juga menyebutkan bahwa istri Ganjar, Siti Atiqoh Supriyanti, juga berasal dari latar belakang pesantren, yang menunjukkan bahwa nilai-nilai keagamaan telah lama menjadi bagian dari kehidupan mereka.
"Tetapi kan Pak Ganjar Pranowo ini kan sosok yang religius, religiositas tidak dibuat-buat, istrinya Bu Siti Atiqoh juga dari kalangan pesantren," kata Hasto
"(Siti Atiqoh) menampilkan kehidupan spritualitas yang mencerminkan sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan, bukan sesuatu yang dibuat-buat," lanjutnya.
Sifat religius Ganjar ini, kata Hasto, sudah ada sejak masih mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan.
"Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu."
"Sosok yang rajin beribadah, sosok yang baik, sosok yang santun, sosok yang merakyat, itu tidak dibuat-buat. Itu sesuatu original, keluar dari pak Ganjar Pranowo," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mengaku tak mempermasalahkan tayangan azan yang memuat bacapres Ganjar.
Anwar justru mempermasalahkan jika Ganjar tidak melakukan salat padahal seorang Muslim.
"Tidak masalah. Sah-sah saja. Malah kalau yang bersangkutan sebagai seorang Muslim tidak salat maka di situ baru masalah," ujar Anwar, Sabtu (9/9/2023).
Anwar bahkan memperbolehkan jika bacapres lain ikut melakukan hal serupa.
"Kalau capres-capres yang lain juga ingin melakukan hal yang sama dan serupa, silakan saja," tuturnya.
Sebelumnya, cuplikan video Ganjar muncul tengah menjalankan shalat berjamaah saat tayangan adzan Maghrib viral di media sosial dan dianggap tengah melakukan politik identitas.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengaku bakal melakukan kajian terhadap video azan yang menayangkan Ganjar.
"Dilakukan kajian. Tunggu ya Senin, Selasa, Rabu (pekan depan)," kata Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, Sabtu (9/9/2023).
Rahmat Bagja mengatakan, Bawaslu memiliki waktu tujuh hari untuk melakukan kajian dan menemukan dugaan pelanggaran dalam tayangan Azan tersebut.
"Kami punya waktu 7 hari (kajian) sejak ditemukannya dugaan," ucapnya.
Bakal capres dan bakal cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, merespons soal penayangan azan itu.
Cak Imin menyebut hal itu merupakan wewenang dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengomentari lebih lanjut.
"Tugas KPI dan Bawaslu yang mengomentari ya," kata Cak Imin di kawasan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023).
Sementara itu Anies Baswedan enggan berkomentar.
"Saya enggak komentar ya," ungkap Anies.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]