"Agar tak ada intimidasi, dan agar pemilu makin demokratis. Meskipun praktik di lapangan intimidasi itu sangat kuat. Kepala desa diintimidasi, kelompok-kelompok pergerakan sosial-mahasiswa diintimidasi. Maka menteri-menteri ini menjaga agar di tengah kontestasi ini tanggung jawab kepada bangsa dan negara tetap dapat diwujudkan," ujar Hasto.
Istana Menepis
Baca Juga:
Simak Alasan Istana Bikin Akun Instagram Resmi Presiden RI
Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana menepis isu yang diungkap Hasto tersebut. Ari menyampaikan seluruh menteri fokus bekerja.
"Iya sekarang semua menteri di Kabinet Indonesia Maju ini fokus bekerja, untuk membantu bapak Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan," ujar Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (22/1/2024) mengutip detikcom.
Ari menyebut suasana sidang kabinet paripurna hingga rapat terbatas adalah suasana kerja. Meski menteri-menteri Jokowi berasal dari berbagai latar belakang partai politik yang berbeda, tapi mereka tetap bekerja.
Baca Juga:
Dasco Sebut Usai Dilantik, Prabowo ke Istana Untuk Melepas Jokowi
"Ini menjadi penting untuk kita highlight karena ketika bekerja itu kita bisa mengenyampingkan perbedaan politik, kita tahu menteri-menteri yang berasal dari latar belakang parpol kan beragam juga. Dan itu suasananya sama sekali tidak ada suasana pemilu dalam kerja itu," terang Ari.
"Perbedaan politik sama sekali tidak dibahas, tidak menjadi hal yang mengganggu suasana kerja yang terjadi, nyaman-nyaman saja, bahkan bisa berkomunikasi bersilaturahmi satu sama lain," lanjutnya.
Isu miring di dalam kabinet juga sebelumnya diungkap ekonom senior Faisal Basri. Faisal bahkan mengungkap ada 15 menteri dalam kabinet yang siap mundur karena faktor Presiden Jokowi yang dianggapnya terkesan berpihak pada salah satu paslon.