RAN disebut mengejar RH saat ke kelas. RAN sempat memegang kerah baju RH dan mendorongnya dari depan toilet selatan gedung sampai di belakang Lab Komputer II.
"Di situlah RD dengan duduk di meja keramik ditarik kerahnya dari belakang, RD berniat melepas tangannya RAN. RH kemudian dipepet ke tembok dan dipukul RAN pada pelipis kiri," tulis keterangan tersebut.
Baca Juga:
Pengurus TP PKK dan Kader PIK Dibekali Pengetahuan dan Informasi Pencegahan KDRT
"Cideranya RAN dimungkinkan karena pukulan RAN terhadap RH sehingga menyebabkan cidera pada tangannya sendiri. Kejadian hanya dilakukan antara RH dan RAN, tidak ada pihak (teman) lain yang melakukan penyerangan terhadap pihak tertentu," lanjutnya.
Setelah itu, sekolah mengambil tindakan dengan membawa RAN ke rumah sakit untuk ditangani secara medis. Sekolah juga melakukan pendampingan secara fisik dan psikologis pada kedua pihak.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa penyandang disabilitas salah satu SMP Negeri di Wonosari, Gunungkidul, DIY menderita patah jari diduga akibat perkelahian usai yang bersangkutan jadi korban perundungan atau bullying teman sekolahnya.
Baca Juga:
Kasus Bullying PPDS, Menkes Minta Semua Fakultas Kedokteran Investigasi
Siswa kelas VII berusia 13 tahun tersebut menjalani perawatan di RSUD Wonosari. Dia diharuskan menjalani operasi untuk memulihkan patah tulang jari kelingking tangan kirinya.
Wasido, orang tua siswa korban, menyebut, jika berdasarkan informasi yang ia peroleh, cedera patah tulang jari tersebut didapat ketika sang anak berkelahi dengan salah seorang temannya di sekolah, Rabu (21/2/2024) siang.
"Kata teman-temannya kepuntir, dipuntir (dipelintir), kemarin habis salat dzuhur, langsung dibawa ke RSUD, mondok," kata Wasido, Kamis (22/2/2024).