WAHANANEWS.CO, Jakarta - Misteri kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban, kembali menyeruak dengan fakta baru yang disampaikan pihak keluarga.
Setelah 46 hari sejak kepergian ADP, keluarga akhirnya angkat bicara melalui kuasa hukum mereka dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
Baca Juga:
Kematian Diplomat ADP Masih Misteri, Polisi Tunggu Hasil Forensik
Kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, mengungkap adanya sebuah amplop misterius yang diterima asisten rumah tangga saat acara pengajian almarhum pada Rabu (9/7/2025).
Amplop itu berwarna cokelat dan berisi potongan gabus putih berbentuk simbol bintang, hati, dan bunga kamboja.
Nicholay meminta penyidik mendalami makna simbol-simbol tersebut karena bisa jadi memiliki kaitan dengan kematian ADP.
Baca Juga:
Anthony Leong dan Arrmanatha Nasir Perkuat Struktur Komisaris PLN Indonesia Power
Ia juga menilai ada kejanggalan serius dalam penanganan kasus ini, termasuk ketiadaan sidik jari di tubuh korban yang menurutnya bisa diakibatkan penggunaan sarung tangan khusus oleh pelaku.
“Ketidakpuasan pihak keluarga, khususnya orangtua, muncul karena melihat kejanggalan-kejanggalan tersebut sehingga kesimpulan sementara, kematian almarhum ada pihak lain yang terlibat,” ujarnya.
Ayah korban, Subaryono (70), meminta Presiden RI Prabowo Subianto turun tangan mengungkap kasus ini.
Sebagai orangtua lanjut usia, ia merasa lemah memperjuangkan keadilan, apalagi anaknya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Kami memohon dengan rendah hati kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto, agar berkenan membantu mengungkap kasus ini,” kata Subaryono.
Komisioner Kompolnas, Mochammad Choirul Anam, membenarkan adanya amplop misterius itu, tetapi menegaskan barang bukti telah diserahkan ke Polda Metro Jaya.
“Amplop cokelat itu tidak diserahkan kepada Kompolnas, kami hanya lihat fotonya. Setelah itu akhirnya diberikan ke Polda Metro Jaya,” ucapnya, Minggu (24/8/2025).
Isi amplop berupa styrofoam bergambar bunga, bintang, dan hati yang diduga memiliki makna simbolis kini tengah diproses lebih lanjut oleh kepolisian.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]