Kekerasan diduga dialami Budianto saat penangkapan yang dilakukan oleh personel Polrestabes Medan. Hal itu sejalan dengan keterangan saksi yang berada di lokasi.
"Prosesnya kami yakinkan itu di dalam proses penangkapan tadi dan ini saya rasa sejalan dengan beberapa keterangan saksi yang di TKP yang melihat bahwa Pak BS saat itu almarhum waktu itu berboncengan dengan salah satu temannya bernama Pak P yang kemudian disergap anggota, pada saat disergap dari sepeda motor itu lah jatuh atau ada pergumulan dalam proses itu kemudian benturan saya rasa cukup keras kalau sampai terjadi pendarahan pasti ada benda tumpul tadi yang membentur," ungkapnya.
Baca Juga:
Putaran Kedua Pilkada Jakarta: Pemuda Pancasila Optimis Menangkan Rido
Dalam perjalanan dari lokasi ke Polrestabes Medan, Budianto juga diduga mengalami kekerasan.
Budianto kemudian ditempatkan di ruang tahanan sementara karena belum 1x24 jam.
Budianto kemudian mengeluh muntah-muntah saat berada di ruang tahanan sementara tersebut.
Baca Juga:
Yakini Putaran Kedua Pilgub Jakarta, Pemuda Pancasila Siap All-Out Dukung RK-Suswono
Budianto kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan meninggal pada Kamis (26/12) pagi.
"Di ruang penitipan sementara tadi yang bersangkutan muntah-muntah kemudian menyampaikan tidak kuat karena muntah-muntah tadi, kemudian dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia di rumah sakit pada hari Kamis sekira pukul 10.30 WIB," tuturnya.
Ipda ID bersama 6 personel dari Unit Resmob dan Unit Pidum Polrestabes Medan kemudian dilakukan penempatan khusus (Patsus). Ketujuhnya terancam menjalani sidang kode etik dan juga proses pidana.