WahanaNews.co | Keluarga minta tim khusus untuk membuka dan mencermati rekaman percakapan terakhir Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.
Diketahui, handphone milik Brigadir Yoshua masih berada di laboratorium forensik untuk diteliti.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
"CDR (call detail recorder) HP harus segera dibuka," kata kuasa hukum keluarga Brigadir Yoshua, Johnson Pandjaitan kepada wartawan, Jumat (22/7/2022).
Johnson mengatakan tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harusnya mengusut kasus penembakan Brigadir Yoshua dengan transparan serta akuntabel. Dia juga berharap agar autopsi ulang Brigadir Yoshua segera dilakukan.
"Harus transparan, akuntabel, fairness dan segera mengungkap kasus ini. Segera lakukan autopsi ulang dan pemeriksaan saksi, prarekonstruksi," katanya.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi Picu Banjir di Tapteng, Ratusan Rumah Terendam
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara mengenai kasus penembakan Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir Yoshua di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Jokowi meminta agar kasus itu diusut tuntas dan diungkap sejujurnya.
"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah!" kata Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (21/7).
Jokowi mengatakan pentingnya transparansi dalam penyelidikan kasus penembakan yang menewaskan Brigadir Yoshua. Hal itu agar tidak muncul keraguan masyarakat terhadap institusi Polri.
"Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," ujar dia. [qnt]