Naik menjadi 25,9 persen pada survei awal Februari dan menjadi 36,9 persen di survei pascapemilu yang merefleksikan hari H Pemilu.
"Jadi salah satu penjelas mengapa pasangan Ganjar Pranowo atau pasangan 03 itu tidak mampu memenangkan pertarungan atau suaranya seperti itu, antara lain karena mereka tidak mampu mempertahankan loyalitas dari pemilih PDIP untuk tetap memilih pasangan yang diajukan oleh PDIP," kata Djayadi.
Baca Juga:
Hasil Survei LSI: Prabowo-Gibran Kontestan Pilpres 2024 Paling Jujur
Di sisi lain, survei juga memotret tren dukungan pemilih Jokowi-Ma'ruf dari basis selain PDIP yang terus pindah pada pasangan Prabowo-Gibran.
"Pada saat ini mencapai 66 persen dari pemilih Jokowi-Ma'ruf yang 2019 lalu yang non PDIP, memilih 02," ujarnya.
Sebagian dari pemilih Jokowi-Ma'ruf yang non PDIP itu juga memilih pasangan Anies-Muhaimin. Persentasenya sebesar 23,5 persen.
Baca Juga:
Peluang dan Tantangan: Etika & Politik Kenegaraan Indonesia
Di pemilih Jokowi-Ma'ruf yang bukan PDIP, Ganjar-Mahfud meraih dukungan sebesar 10,2 persen.
"Itulah yang menjelaskan mengapa Anies keluar sebagai pemenang kedua. Ganjar terus mengalami penurunan dukungan di kalangan pemilih Jokowi-Ma'ruf yang bukan PDIP," katanya.
Sementara itu, dukungan dari pemilih Prabowo-Sandi di 2019, mayoritas tetap memilih Prabowo-Gibran di 2024.