WahanaNews.co | Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Faisol
Riza, mengatakan, merujuk dari hasil lembaga
survei Median, terlihat betapa Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma sangat berpotensi menggusur Anies Baswedan di posisi
kursi Gubernur DKI Jakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang.
"Survei Median menunjukkan, posisi
Anies di Pilgub DKI sangat terancam," ujar Faisol kepada wartawan, Jumat (19/2/2021).
Baca Juga:
Pakar Sarankan PDIP Tak Usung Anies Baswedan untuk Pilkada Jakarta, Ini Alasannya
Menurut Faisol, Risma berpotensi besar
menjadi pemimpin DKI Jakarta selanjutnya.
Ia melihat, posisi Wakil Gubernurlah
yang saat ini sedang diperebutkan.
"Hampir pasti, Gubernur
DKI mendatang Risma. Sekarang yang diperebutkan adalah Wagub,"
katanya.
Baca Juga:
Babinsa Terus Motivasi Petani Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan
Menurut Faisol, masa jabatan Anies
sebagai pejabat publik akan berakhir pada 2022, sedangkan Risma akan terus
tampil sebagai menteri hingga 2023.
Karena itu, kondisi tersebut dinilai
akan berpengaruh terhadap elektabilitas Anies ataupun Risma menjelang
perhelatan Pilgub DKI.
"Pak Anies selesai 2022, panggung
politiknya berkurang. Sementara Bu Risma masih Menteri
sampai 2023. Setahun akan berubah banyak," ungkapnya.
Diketahui, nama Tri Rismaharini atau
Risma kian hari kian membuntuti Anies Baswedan dalam hasil survei di sejumlah lembaga survei.
Hasil terbaru lembaga survei Median menunjukkan, nama Tri Rismaharini berada tepat di bawah nama Anies Baswedan
terkait Pilgub DKI Jakarta.
Populasi survei Median ini adalah warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan
target sampel 400 responden, yang dipilih dengan teknik multistage random sampling.
Waktu survei dilakukan pada 31 Januari - 3 Februari
2021. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menjalankan protokol
kesehatan.
Margin of error survei ini +/-
4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasilnya adalah:
1. Anies Baswedan (40,5 persen)
2. Tri Rismaharini (16,5 persen)
3. Basuki Tjahja Purnama alias Ahok (8,5 persen)
4. Sandiaga Uno (3,0 persen). [qnt]