WahanaNews.co | Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution, atau yang akrab disebut AH Nasution, selama ini dikenal sebagai satu-satunya penyintas dari perwira TNI Angkatan Darat yang menjadi sasaran Gerakan 30 September, yang dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia.
AH Nasution memang dianggap wajar jika menjadi sasaran G30S, sebab dia merupakan salah satu tokoh sentral di Angkatan Darat.
Baca Juga:
Soal Pembantaian 1965, Media Rusia: Inggris Terlibat!
Tidak banyak yang tahu bahwa jenderal besar berbintang lima ini juga dikenal sebagai perwira yang menjadi konseptor perang gerilya untuk kalangan akademisi militer.
Pokok-pokok Gerilya (1953) atau Fundamentals of Guerrilla Warfare adalah salah satu buku AH Nasution yang kini sudah terkenal di kalangan militer sedunia.
Buku itu ditulis berdasarkan pengalaman Nasution yang berjuang dan mengorganisasi perang gerilya selama masa Agresi Militer Belanda I.
Baca Juga:
Peristiwa Gerakan 30 September 1965, Kesaksian Tokoh Agama di Lubang Buaya
Bahkan, buku tersebut sudah menjadi salah satu buku bacaan wajib akademi militer di sejumlah negara.
"Di dalam buku ini adalah pokok-pokok yang ditulis dalam perintah kilat bagaimana cara kita begerilya," kata peneliti sejarah Nasution, Kolonel (Purn) Nasikhah, seperti dikutip dari acara Singkap di Kompas TV, Kamis (17/10/2019).
"Dengan panduan buku gerilya ini maka para TNI bisa mempertahankan wilayah Republik Indonesia," ujar dia.