WahanaNews.co | Penemuan mayat satu keluarga di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, masih diliputi misteri hingga saat ini.
Identitas para korban antara lain, suami Rudyanto Gunawan (71); sang istri bernama K. Margaretha Gunawan (58); Adapun anak perempuan bernama Dian (40); terakhir Budyanto Gunawan (69) ipar dari Rudyanto.
Baca Juga:
Adik Prabowo Resmikan Kuil dan Gedung Serbaguna Umat Hindu di Kalideres
Awal penyelidikan kasus ini, polisi menduga empat orang yang tinggal di rumah itu tewas karena kelaparan. Apalagi tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Namun, dilihat dari harta yang dimiliki dan keterangan dari kerabat, dugaan tewas karena kelaparan terbantahkan. Ditambah keterangan Dokter Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ade Firmansyah Sugiharto.
Dia menjelaskan secara medis, adanya penemuan feses menandakan orang yang bersangkutan sempat mengonsumsi sesuatu dalam kurun waktu tertentu.
Baca Juga:
Siswi Difabel Korban Asusila Hamil 7 Bulan di Jakbar Ketakutan Lihat Seragam Sekolah
"Tidak adanya makanan di lambung menunjukkan bahwa orang tersebut terakhir makan setidaknya 4 jam yang lalu. Bila ditemukan sisa makanan (feses) di usus besar, menunjukkan orang tersebut telah makan dalam kurun waktu 24 jam sebelumnya," kata Ade saat dihubungi wartawan, belum lama ini.
Akhirnya, pihak kepolisian menyimpulkan keempat orang tersebut tewas bukan karena kelaparan. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengungkapkan kematian korban bukan diakibatkan karena kelaparan. Artinya, bukan karena tidak memiliki kemampuan untuk membeli makanan.
"Hasil pemeriksaan mengarah kepada mereka meninggal bukan karena kelaparan," ujar dia.
Temuan terbaru, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyampaikan pihaknya menemukan indikasi satu dari empat korban kerap menggelar ritual tertentu, yaitu oleh Budyanto Gunawan.
"Ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada almarhum Budiyanto, bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki, Selasa (29/11/2022).
Hengki menduga ketiga korban lain terpengaruh dengan ritual yang dijalankan Budyanto. Sehingga, mereka patut mengikuti jejak Budyanto menjalani ritual serupa.
"Hal ini mengakibatkan adanya suatu believe dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ujar Hengki.
Hengki menerangkan, temuan itu berdasarkan hasil koordinasi antara penyidik Tim Asosiasi Psikologi Forensik.
"Ada keindetikkan penyelidikan berdasarkan keterangan saksi dan bukti bukti yang ada di lokasi kejadian," ujar dia.
Terkait hal ini, Hengki menerangkan tim asosiasi psikologi forensik masih terus mendalami motif psikologi kematian melalui autopsi psikologi.
"Scientific crime investigation selalu menjadi acuan atau metode pembuktian utama," ujar dia.
Kemenyan dan Buku Mantra
Hengki menjelaskan, pihaknya juga telah menyita barang bukti terbaru di antaranya buku-buku, mantra hingga kemenyan.
"Kami temukan buku-buku lintas agama, serta mantra dan kemenyan. Oleh karenanya, kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," tutur dia.
Pun demikian, kata Hengki, dengan penyebab kematian. Penyidik menggandeng para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM/ Universitas Indonesia.
"Mengenai sebab-sebab kematian, kami sedang menanti hasil dari pemeriksaan patologi anatomi yang saat ini sedang di dalami," ujar dia. [rds]