WahanaNews.co | Lembaga survei Political Weather Station merilis hasil analisa terkait sentimen publik terhadap Partai NasDem pascapencapresan Anies Baswedan.
Hasilnya, sentimen positif maupun sentimen negatif pasca NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres meningkat.
Baca Juga:
Pakar Sarankan PDIP Tak Usung Anies Baswedan untuk Pilkada Jakarta, Ini Alasannya
Survei PWS dilaksanakan pada tanggal 1-6 Oktober 2022 di 34 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh WNI yang sudah mempunyai hak pilih atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.
Jumlah sampel sebesar 1200 responden, diperoleh melalui teknik pencuplikan secara acak sistematis (systematic-random sampling). Margin of error +/- 2,83 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon dengan pedoman kuesioner.
Peneliti PWS, Sharazani, memaparkan analisa dampak pencapresan Anies Baswedan terhadap partai NasDem. Sebelum deklarasi sentimen positif terhadap NasDem sebanyak 17,7% tetapi setelah deklarasi Anies mengalami kenaikan menjadi 27,5%.
Baca Juga:
Babinsa Terus Motivasi Petani Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan
Berikut ini dampak pencapresan Anies terhadap NasDem:
Sebelum Deklarasi
1. Positif: 17,7%
2. Netral: 70,6%
3. Negatif: 11,7%
Setelah Deklarasi
1. Positif: 27,5%
2. Netral: 56,5%
3. Negatif: 16,1%
Sharazani menyebut pada awal deklarasi, pada 3 Oktober, sentimen positif terhadap partai NasDem sangat tinggi yaitu 27,5% atau meningkat dari sebelumnya 17,7%. Akan tetapi pada keesokan harinya sentimen negatifnya juga meningkat dari sebelumnya 11,7% menjadi 16,1%.
"Kendati pada hari pelaksanaan deklarasi (3 Oktober 2022) sentimen positif dan engagement terhadap Partai NasDem sangat tinggi, namun ditemukan kecenderungan (trend) pada hari-hari selanjutnya sentimen positif tersebut terus menurun sementara sentimen negatifnya terus meningkat," ujar Sharazani, dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/10/2022).
Ia mengatakan, pada umumnya sentimen negatif terhadap Partai NasDem berkaitan dengan kekecewaan para kader partai tersebut yang memutuskan mencapreskan Anies.
Sementara itu elektabilitas Partai NasDem jika dibandingkan dengan perolehan suara mereka pada Pemilu 2019 mengalami penurunan drastis. Pada Pemilu 2019 Partai NasDem memperoleh suara nasional sebesar 9,05%, dalam survei PWS Oktober 2022 ini elektabilitas Partai NasDem hanya 3,9%.
Pasca deklarasi, banyak pemilih Partai NasDem pada Pemilu 2019 menyatakan keluar atau tidak akan memilih partai tersebut pada Pemilu 2024 nanti.
"Jika sentimen negatif terhadap Partai NasDem terus naik bukan tidak mungkin suara partai tersebut akan merosot pada Pemilu 2024 nanti karena ditinggal oleh para pemilih tradisionalnya," ujarnya.
"Sementara dukungan dari para simpatisan Anies juga sulit diharapkan mengingat mereka di masa lalu pernah "mengharamkan diri" untuk memilih Partai NasDem," Sharazani.
Sharazani menilai meskipun sentimen positif terhadap Anies pasca dideklarasikan sebagai capres oleh NasDem meningkat, akan tetapi sentimen negatif terhadap Nanies juga tetap ada. Terutama terkait isu dugaan korupsi formula E hingga penanganan banjir DKI Jakarta.
"Pada saat yang sama meski sentimen positif terhadap Anies mengalami kenaikan, namun sentimen negatif terhadap Gubernur DKI Jakarta itu juga terus meningkat pasca dideklarasikan sebagai capres oleh Partai NasDem," ujarnya.
"Sentimen negatif terhadap Anies terutama didominasi oleh isu korupsi hajatan Formula-E, pemanggilan Anies oleh KPK dan masalah penanganan banjir di Jakarta," sambungnya. [rin]