WahanaNews.co, Jakarta - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menyatakan bahwa usulan hak angket berpotensi memicu letupan protes dari masyarakat, terutama dari kalangan yang mendukung hasil Pemilu 2024.
Alwi mencatat bahwa hasil survei terbaru dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa 83,6 persen rakyat merasa puas dengan penyelenggaraan pemilu dan 76,4 persen menyatakan bahwa pemilu berlangsung secara adil.
Baca Juga:
DPR Tutup Masa Sidang, Gerindra: Tak Ada Hak Angket
Menurut Alwi, representasi masyarakat yang akan terlibat dalam hak angket hanya mencakup sebagian kecil dari keseluruhan rakyat, meskipun partai yang mengusulkan hak angket memiliki jumlah kursi yang lebih besar di DPR.
Dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta pada hari Selasa, Alwi menyampaikan bahwa jika hak angket hanya mencerminkan pendapat sebagian kecil masyarakat yang menentang hasil pemilu, hal tersebut dapat menyebabkan gelombang protes yang lebih besar dari kalangan masyarakat yang mendukung hasil pemilu.
"Jangan sampai rakyat dikorbankan demi hasrat elit politik yang haus kekuasaan," katanya, melansir Antara, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga:
Komisi I DPRD Minta Pj Wali Kota Bekasi Kooperatif dan Transparan
Selain itu, dia menilai hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan pemilu oleh DPR juga dinilai tidak tepat jika ditujukan hanya untuk menyelidiki dugaan kecurangan pilpres tanpa menyertakan pileg.
"Bilamana hak angket dilakukan secara parsial, pilpres saja misalnya, maka motifnya semakin patut untuk kita pertanyakan," katanya.
Dia pun menilai bahwa pemilihan umum legislatif (pileg) memiliki potensi kecurangan yang lebih besar ketimbang pemilu pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres), sebab proses penghitungan suara pileg biasanya dilakukan pada malam hingga dini hari setelah proses penghitungan suara pilpres.