WahanaNews.co, Jakarta - Ujang Komarudin, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), memprediksi Partai Demokrat bakal menghadapi kesulitan dalam upaya membangun koalisi baru dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Menurut pandangan saya, kemungkinan untuk membentuk poros politik yang baru ini tampaknya cukup sulit. Mengapa? Ada beberapa alasan," kata Ujang, melansir Tempo, Senin (11/9/2023).
Baca Juga:
Kasus Suap Hasbi Hasan, KPK Periksa Petinggi Demokrat
Ujang menjelaskan tiga alasan utamanya. Pertama, ia mencatat bahwa PKS sudah pasti akan terhubung dengan Anies Baswedan. Kedua, ia melihat bahwa PPP cenderung tetap berada di dekat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) setelah Kementerian Hukum dan HAM mengeluarkan Surat Keputusan (SK) kepada Mardiono sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP.
Ketiga, Ujang menyatakan bahwa jika koalisi ini benar-benar terbentuk, maka tidak akan ada kandidat presiden yang mendapat prioritas.
“Siapa capres unggulannya? Tidak ada capres yang memiliki elektabilitas yang, tinggi,” kata dia.
Ia mengatakan Sandiaga Uno memiliki elektabilitas pada cawapres, bukan capres. Sama seperti elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang hanya masuk bursa cawapres.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
“Kalau tidak ada capres unggulan maka percuma koalisi tidak akan menang, maka akan tumbang,” kata Ujang.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Herman Khaeron, mengakui kecil kemungkinan partainya membentuk koalisi baru ketimbang bergabung dengan koalisi yang sudah ada.
Herman menjawab diplomatis ketika ditanya apakah akan membentuk koalisi baru. Ia mengatakan dalam politik segalanya serba mungkin.